ULLY SIGAR RUSADY menimbulkan pertanyaan. Empat lagu selesai ia nyanyikan bersama sepuluh muridnya yang cewek semua. Tapi tak sebaris pun lagu Ully tentang buku. Padahal, Sabtu pekan lalu, di Arena Pekan Raya Jakarta, acaranya pembukaan Pameran Buku Ikatan Penerbit Indonesia 1987. Menyandang gitar, dengan rambut panjang terurai diikat tali merah, Ully menyanyikan lagu tentang lingkungan, tentang persaudaraan. Ada Elegi untuk Dunia, ada Balada Anak Nelayan. "Ini manggungnya anak-anak, kok," kata pemusik yang kini 35 tahun itu. Maksudnya, ia sama sekali tak menduga bakal hadir di antara "hutan" buku. Tampilnya Bengkel Musik Vidi Vici karena salah seorang muridnya ternyata anak seorang penerbit yang ikut pameran. Dari koneksi itulah ia pun lalu menyumbangkan acara. Dan tak perlu repot. Murid Ully ratusan, hampir semuanya sudah "siap pakai". Bila ada lagu baru, "saya tinggal memberikan kaset plus partitur, beres," tuturnya sambil memutar-mutar gelangnya yang warna-warni dan banyak itu. "Mereka latihan sendiri. Begitu manggung, saya tinggal masuk." Itu sebabnya, sumbangannya kali ini pun lancar, meski tanpa latihan. Bahkan seorang lelaki berkaca mata dan berjas begitu antusias mendengarkan dan lalu bertepuk paling keras. Fuad Hasan, Menteri P & K. Bagaimana kalau Menteri memesan lagu tentang buku kepada Ully? Mungkin, akan ada lirik begini: gajah-gajah pun membaca buku, dan monyet jadi penerbit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini