Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Merayakan hut

Presiden soeharto, merayakan hari ulang tahunnya yang ke-57, di jl. cendana. presiden tidak menerima tamu, upacara sederhana hanya dilingkungan keluarga. ucapan selamat lewat bunga disumbangkan ke pmi. (pt)

17 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIDAK ada acara tiup lilin. Juga tidak ada dinyanyikan lagu Selamat Hari Jadi atau sebangsanya, ketika Presiden Suharto merayakan hari ulang tahunnya yang ke-57, tanggal 8 Juni yang lalu. Upacaranya pun berjalan dengan singkat dan sederhana. Di rumah kediaman pribadi, Jalan Cendana 10, 6 orang cucu, 2 orang mantu dan kelima putera-puteri hadir semua, kecuali Bambang yang kini kabarnya berada di Jerman Barat. Tentu saja, tidak ketinggalan Nyonya Tien Suharto yang malam itu mengenakan longdress batik warna gelap. Dari pihak keluarga, yang hadir hanya Menteri Muda Urusan Koperasi merangkap KaBulog Bustanil Arifin dan nyonya (yang masih saudara sepupu nyonya Tien Suharto) dan Ibnu Hartomo (adik nyonya Tien Suharto) dan nyonya. Jam 19.30, pesta sederhana ini dimulai. Pak Harto membaca Al Fatihah 3 kali dan disambung dengan doa dalam bahasa Indonesia. Ucapan selamat lewat cium kemudian datang bertubi-tubi dari isteri, anak, anak mantu dan cucu. Nasi tumpeng yang dipajang di atas dulang Bali ukuran besar, dipotong sendiri oleh Presiden. Ujung nasi tumpeng diberikan kepada cucunya yang paling muda, Dendy Bima Utama, anak nomor 3 dari Tutut Hardiyanti dan Indra Rukmana Kowara. Sementara itu, di Jalan Cendana 6 juga ada pesta yang sama, khusus diselenggarakan oleh para ajudan kepresidenan. Tapi malam itu, Presiden Suharto tidak menerima tamu. Konon, ada beberapa tamu yang datang dengan membawa kado, tetapi telah ditolak dengan halus oleh ajudan. Mereka yang ingin memberikan ucapan selamat lewat bunga -- seperti 5 tahun terakhir ini -- telah menyumbangkan "uang bunga" tersebut ke Markas Besar PMI. Sampai Sabtu tanggal 10 Juni, telah masuk sumbangan sebanyak Rp 645.000. Antara lain terdapat nama Dr. Mohammad Hatta (Rp 10.000) dan Menteri Penerangan Ali Murtopo (Rp 18.000). Dari jumlah tersebut, ada tercantum nama Bangkok Bank (Rp 200.000) yang rupanya selalu beramal kepada PMI di HUT Suharto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus