LAGUNYA boleh cengeng. Tapi Betharia Sonata, 24 tahun, tak pernah punya hati vang luka. Kamis pekan lalu ia diwisuda sebagai sarjana muda Akademi Bahasa Asing jurusan bahasa Inggris. Pada hari itu pula ia menduduki jabatan barunya yang sama sekali tak berurusan dengan cengeng, yaitu humas di sebuah fitness centre di Kebayoran Baru, Jakarta. Gelar dan jabatan itu setidaknya jadi modal kalau "pengganyangan lagu cengeng" bernapas panjang. "Saya tertarik bidang humas karena ilmu yang saya pelajari mendukung itu," kata Betha. Sedang fitness bukan barang baru buat penyanyi ini. "Sebagai penyanyi, saya harus tetap fit," katanya. Sebab, sehat ada hubungannya dengan penampilan tubuh, wajah, dan suaranya. Itu sebabnya, setiap hari Betha joging dan mengangkat barbel selama satu jam. Dengan serius Betha mengatakan, "Kalau rajin olah raga, biar sudah tua tetap saja kelihatan muda." Maklum, seorang humas. Tapi mungkinkah seseorang selalu merasa segar kalau terbiasa menyanyikan lagu melankolis? "Saya sebetulnya juga senang jenis rock dan jazz," kata Betha bagai ingin menggugat cap yang diberikan orang sekarang ini. Bahwa ia lebih sering diminta menyanyikan lagu-lagu cengeng, "itu karena sulit ditolak."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini