Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Monumen Nostalgia

Selain bernostalgia dengan teman-teman seperjuangan, ibu negara Tien Soeharto meresmikan monumen laskar putri Indonesia di solo. prasasti itu dibuat dari marmer, seharga Rp 25 juta. beliau pejuang.

11 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NYONYA Tien Soeharto bernostalgia Rabu pekan lalu di Solo. Ibu Negara ini bertemu dengan teman seperjuangannya, para pejuang wanita yang tergabung dalam Laskar Putri Indonesia (LPI). Itu terjadi ketika Ibu Tien menyaksikan peresmian Monumen Laskar Putri Indonesia di halaman Markas Brigif 6 Kostrad, Surakarta. Di situlah dulu markas LPI. Monumen berbentuk joglo yang diresmikan Menteri Sosial Haryati Soebadio itu terbuat dari marmer dengan tinggi 8.20 meter. Biayanya Rp 25 juta. "Mudah-mudahan prasasti ini selalu mengingatkan kepada para pelaku perjuangan akan cita-cita kemerdekaan bangsa kita. Dan memberikan pengertian kepada generasi yang tidak mengalami perjuangan betapa hebatnya perjuangan bangsa Indonesia di masa lalu," kata Ibu Tien dengan suara perlahan. Pada monumen itu diabadikan nama ketujuh pendiri LPI yakni Soedijem, Siti Hartinah, Sajem, Ismarsijah, Mardinijah, Sapardijatmi, dan Suharni. Ketika laskar itu berdiri 11 Oktober 1945, Siti Hartinah bertugas di bagian perlengkapan. Laskar ini dengan pengikut sekitar 200 orang, selain menyiapkan makanan untuk para pejuang, juga terjun berjuang. Mereka punya 120 senjata. "Dalam desingan peluru, kami juga membantu pos-pos kesehatan PMI. membantu menyediakan obat-obatan," ujar Nyonya Soedijem. "Itu semua demi suksesnya perjuangan kita," ujar Ibu Tien, yang nama gadisnya Siti Hartinah itu. Kini, anggota laskar ini sudah jadi nenek-nenek. Namun, Ibu Tien masih bisa mengenali satu per satu. "Waduh, masih segar bugar, alhamdulillah. Ibu sekarang di mana?" tanya Ibu Tien sambil memeluk seorang temannya. Yang dipeluk dengan suara tersendat menjawab, "Di Indonesia, di mana lagi?" Mereka pun saling jabat tangan, peluk, dan tertawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus