Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Naik Haji

Adji damais bersama dengan wim bahar timasoa & guruh sukarno putera baru saja kembali dari mekkah setelah menunaikan ibadah haji. di sana mereka bertemu dengan rahayu effendi yang serius melakukan ibadahnya.

17 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"CAMBANG dan kumis ini akan kami potong bersama pada tanggal 31 Desember nanti," kata Adji Darnais, penjabat Pemda DKI yang berurusan dengan pemugaran kota. "Eh, tapi ada yang mengatakan lebih baik begini saja," kata Wim Bahar Tomasoa, Wakil Kepala Dinas Pariwisata DKI, sambil mengelus cambangnya yang lebat kelabu. Seorang lagi, yang juga memelihara kumis dan cambang dan ikut dalam "perjanjian"itu adalah Guruh Sukarno Putera. Ketigatiganya baru saja kembali dari Mekah untuk menunaikan rukun Islam kelima. "Guruh memang sudah lama niatnya untuk ke Mekah," kata Nyonya Fatmawati. "Sekarang saya lebih mantap Islam saya," kata Wim Tomasoa (masuk Islam awal tahun ini). "Bagi saya," kata Adji Damais, "selain teknis, naik haji itu banyak mengandung segi spirituil." "Tapi ada satu hal yang sudah kami niatkan," kata Adji Damais. "Kami akan membujuk Yoop Ave untuk masuk Islam dan pergi ke Mekah tahun depan." "Dan ada hal lain lagi yang kami temui di Mekah," kata Wim Tomasoa menyambung pembicaraan. Di sana, mereka bertemu dengan Yayuk Rahayu Effendi, itu bomseks dari kalangan perfilman. "Dia serius sekali melaksanakan ibadahnya," kata Wim. "Dialah yang membangunkan saya jam 04.00 pagi ketika saya sedang malas-malasnya. Ada satu lagi kekaguman saya. Dari seluruh wanita yang ada dalam tenda Yayuk. dialah satu-satunya yang pandai mengaji!". Wim tidak menceritakan siapa wanita-wanita lain itu. "Tapi Yayuk ada permintaamlya pada kami," sambung Adji, "Yayuk dengan kesungguhan minta tolong didoain, agar tahun depan, 'saya bisa kawin sungguhan', begitu katanya." Setelah bercerai dari suaminya Tammy Effendi bulan April dua tahun lalu, rupanya Yayuk ingin mengakhiri petualangan seorang dirinya. Dan siapa pria yang akan jadi suaminya? "Wah, kami terlalu sopan di sana itu sehingga tidak berani bertanya," jawab Adji.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus