Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Peringatan 1000 hari

Peringatan 1000 hari meninggalnya ali sastroami-djojo dihadiri oleh bung hatta, ditandai dengan dibukanya pameran foto kegiatan pak ali & penyerahan buku karangannya:"tonggak -tonggak diperjalananku".

17 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKALIPUN hujan terus merintik Jum'at malam 9 Desember lalu, pengunjung peringatan 1000 hari meninggalnya Ali Sastroarnidjojo cukup banyak. Bung Hatta mengawali acara dengan menggunting pita janur sebagai tanda dibukanya pameran foto kegiatan Pak Ali semasa hidup. Selesai acara sambutan, Bu Kasur yang malam itu. jadi pembawa acara, menyilakan tiga gadis cilik maju ke depan. Mereka cucu-cucu Pak Ali yang bertugas menyerahkan buku tulisan Ali Sastroamidjojo yang berjudul TonggakTonggak Di Perjalananku kepada Dewan Harian Angkatan '45 -- diwakilkan kepada Ny. S.K. Trimurti. Ada yang menarik dalam buku tentang pengalaman perjoangan dan kunjungan Pak Ali ke berbagai neglra itu. Almarhum pergi ke Kuba ata undangan Pemerintah Fidel Castro, ujung tahun 1959, ketika antara Indonesia dan Kuba sedang dipersiapkan pelaksanaan perwakilan diplomatik. Pak Ali dan Nyonya, dan seorang sekretaris, cuma bisa tinggal di Havana empat hari. Tapi sampai hari terakhir belum berhasil bertemu dengan Fidel Castro. Menlu Cuba waktu itu. Dr. Raul Roa, mengatakan bahwa Castro tidak pernah duduk di kantornya: sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengunjungi daerah, tanpa memberitahu ke mla pergi. Tibalah malam yang ketiga. Raul Roa mengadakan jamuan resmi untuk tamunya dari Indonesia. Para Menteri kabinetCastro serta pejabat sipil dan militer yang lain turut hadir. Ada pula seorang tamu lain: Che Guevara dan isterinya. Setelan semua duduk, ada sebuah kursi yang kosong. Dan tetap kosong sampai hidangan kopi disajikan, pertanda jamuan makan akan berakhir. Raul Roa jadi gelisah - tapi sekonyorlg-konyong, masuklall seseorang dalam pakaian perjoangan lengkap dan pistol di pinggang. Itulah Fidel Castro, yang kemudian mengajak Pak Ali rminum kopi di ruangan lain. Castro menanyakan Ali bagaimana kesannya tentang Kuba. "Saya belum mempunyai kesan apapun, karena baru bisa melihat Havana saja," jawab Ali. Castro serta-merta mengajak tamunya mengunjungi daerah. Malam itu juga. Untuk itu Castro memerintahkan agar ketiga tamunya dipinjami "pakaian perjoangan" pula, karena pakaian diplomat tidak akan cocok untuk kunjungan ke tempat yang agak kotor. Rombongan dikawal "orang-orang perjoangan bcrambut gondrong". Kuba waktu itu baru setahun dibebaskan dari rezim Batista. Castro dengan pengiringnya jalan terlebih dulu. Dan menjelang subuh barulah rombongan Ali Sastroamidjojo berjumpa kembali dengan Fidel Castro, yang sedang sibuk memberi petunjuk kepada sopir dan pekcrja di tepi sebuah danau besar, Zapata namanya. Castro mengajak tamunya ke rumah peristirahatannya di pulau di tengah danau. Acara Inikan siang tiba. Tapi dalam rumah ternyata cuma ada nasi saja. Lauk-pauk sudah habis. Tidak habis akal, Castro mengajak tamunya memancing ikan dulu. Castro bersama seorang yang lain, dr. Hermine mendayung perahu mereka ke sebuah tempat yang katanya banyak ikan dan agak tersembunyi Dan, di tempat itulah mereka bertiga membicarakan soal politik. Setelah berhasil mendapat ikan cukup banyak, mereka kembali. Ikan lekas digoreng. Hidangan hari itu cuma nasi, ikan goreng, kecap dan cabe. Sendok garpu kurang, dan banyak yang makan cuma dengan tangan. Tidak terkecuali Ali Sastromidjojo. Kesan Pak Ali: "Castro menyangkal bahwa ia seorang komunis. Revolusi Cuba adalah revolusi kediktatoran daripada Batista, yang menyebabkan penderitaan rakyat Cuba bertahun-tahun lamanya. Castro seorang pemimpin yang besar sekali kharismanya. Ia bersikap dan bertingkah-laku agak serampangan dan tidak memperdulikan peraturan protokol sama sekali. Tapi dia sangat disayangi oleh rakyatnya."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus