Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada yang hilang dari acara sahur Nirina Zubir, 25 tahun, sepanjang Ramadan tahun ini. Dia terpaksa melupakan sedapnya menu sahur buatan ibunya karena harus memandu acara televisi pada jam tersebut. Ibunya, Cut Indria Martini, mahir ”membangunkan” suami dan anak-anaknya pada jam sahur, yakni dengan menyiapkan aneka hidangan khas Padang yang sedapnya melelehkan lidah.
Keluarga ini pernah merantau dari Beijing, Hong Kong, hingga Prancis—ayah Nirina adalah seorang diplomat. Puasa di negeri-negeri jauh ini pun selalu diwarnai makanan Padang. Cut Indria mampu berkreasi dengan rempah-rempah di toko Cina sekalipun demi menu ala kampuang. Rendang dan aneka gulai—gulai otak, gulai itik, gulai cancang—lengkap tersedia. Plus sepiring telur kembung. Ini telur bebek yang digoreng khusus sehingga menggumpal seperti ikan kembung. Nirina biasa menyantapnya dengan seporsi nasi dari beras merah. Sungguh sedap, dan kian nyam-nyam bila disantap di Paris atau Beijing.
Nah, tahun ini Nirina tak bisa ikut meriung di meja sahur keluarga. Toh, nona manis itu tidak sedih karena merasa klop dan asyik dengan acara tersebut. Saat pengambilan gambar pada pukul 03.00 dini hari, paling-paling dia minum beberapa gelas air putih dan mencomot camilan dari para kru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo