Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nova Riyanti Yusuf harus membayar pengabdian atas ilmu kedokteran jiwa yang digelutinya selama sebelas tahun dengan keprihatinan. Belum setahun berpraktik di Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, Nova menikmati rasanya diteror pasien.
Saat praktik, belum sampai lima menit dia melayani pasien, pintu ruang kerjanya diketuk pasien yang antre. "Dia bilang, ’Gantian dong.’ Lha, memangnya ini angkot?" ujar Nova di kantor Tempo, Jumat dua pekan lalu.
Tekanan jadi bertubi-tubi lantaran ada setumpuk berkas yang harus diisi ketika dia berhadapan dengan pasien. Resep, misalnya, bisa sampai dua kali ditulis. Juga mengisi rekam medis dengan sederet variabel akreditasi, lembar kontrol Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan lembar kegiatan dokter. "Jadi, psikiaternya berfokus menulis, bukan mendengarkan," kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 itu.
Dalam sehari, Nova menangani 30 pasien BPJS, plus 25-30 pasien rawat inap. Adapun psikiater lain pernah memeriksa 50 pasien rawat jalan, belum termasuk kunjungan ke bangsal.
Dengan kondisi itu, agar tetap sehat jiwa dan raga, ia punya beberapa jurus melepaskan stres. "Kalau sudah begitu, saya ogah ngapa-ngapain. Nonton Netflix (layanan streaming film) aja," ucap Nova, 39 tahun. Selain itu, ia berusaha mengalihkan perhatiannya ke beberapa hal yang belum terlaksana, seperti membaca buku dan menulis. "Pokoknya harus keluar dari sistem tubuh saya."
Lantas, apakah Nova berminat masuk parlemen lagi untuk membenahi implementasi Jaminan Kesehatan Nasional, yang menurut dia belum memperhatikan aspek kualitatif? "Saya sudah berjanji, setelah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Kesehatan Jiwa selesai, tugas saya selesai," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo