"USMAR orang yang serius, sedang saya orang yang santai. Usmar
bersungguh-sungguh dalam dunia film, sedang saya tidak
tertarik," ujar Sonia Hermien, yang kemudian menjadi istri
'bapak film Indonesia' Usmar Ismail. "Itulah jodoh," katanya
kepada TEMPO, di rumahnya yang sejuk di Jalan Pegangsaan,
Jakarta.
Dalam perayaan ulang tahun Persatuan Artis Film (Parfi) ke-24 di
Miraca Sky Club 10 Maret lalu, ia didaulat untuk potong kue
ulang tahun dan merasa berbahagia. "Perhatian moril lebih
berarti bagi saya," ucapnya penuh haru. Malam itu, anak gadisnya
yang bungsu (14 tahun) juga turut memeriahkan acara dengan
menari Bali.
Usmar berpulang 9 tahun lalu, meninggalkan 5 orang anak -- 3 di
antaranya kini sudah berkeluarga. Jadi tinsgal 2 orang yang
masih ikut Ny. Usmar. Tapi, "alhamdulillah, rezeki selalu ada.
Saya belum sampai harus kerja atau jual barang," katanya.
Meskipun "sejak Pak Usmar masih ada, kami tidaklah termasuk
orang kaya."
Dulu Usmar memang Direktur Perfini, sutradara dan penulis
skenario. "Tapi dia cuma berpenghasilan sebagai Direktur
Perfini," tutur nenek 5 orang cucu itu.
Rambutnya masih hitam dipotong pendek, mengenakan rok batik, Ny.
Usmar nampak santai saja menjalani hidup ini. Kadang-kadang saja
mengunjungi kerabat atau jalanjalan ke Pasar Baru bersama Ny.
Rosihan Anwar, adik kandungnya. Atau menemani anak bungsunya
latihan menari.
Dulu, ketika Ali Sadikbl masih gubernur DKI, ia turut aktif
dalam kegiatan kebudayaan Betawi. Kemudian almarhum suaminya
diangkat sebagai Warga Teladan DKI dan kini, Ny. Usmar mendapat
semacam tunjangan tiap bulan dari Pemerintah Daerah karena itu.
Anaknya yang nomor 2 menjadi Direktur Perfini -- "karena harus
melanjutkan usaha ayahnya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini