Menderita rabun mata

PERTENGAHAN bulan lalu matanya yang sebelah kanan sudah tak bisa melihat. Sementara yang kiri makin hari makin rabun. Sehingga tokoh berusia "tujuh belas tahun ke atas alias tujuh puluh satu lebih," itu (menurut kata-katanya sendiri) sudah tak bisa baca koran lagi. "Paling hanya bisa melihat headline-nya saja," katanya. Sayuti Melik, anggota DPR Fraksi Karya Pembangunan, sudah lama terserang penyakit catarct yang lazim diderita mata orang berumur. Sebetulnya, 1952 ia pernah operasi mata di Yogya. Dua tahun lalu pun mata kanannya dioperasi di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Tapi kini keadaan penglihatannya makin memburuk. Dokter RSCM nampaknya ragu-ragu melakukan operasi lagi. "Sekarang ini saya masih bisa menulis. Tapi tak bisa baca," katanya. Sehingga ia terpaksa minta tolong istrinya yang baru (setelah beberapa waktu lalu bercerai dengan SK Trimurti yang melahirkan satu orang anak). Tapi kalau berjalan ia masih tampak gagah. "Berkat Orhiba," katanya. Penyakit wasirnya diakuinya lenyap setelah ia ikut olahraga itu -- sejak 1970. Kenapa penyakit matanya tidak ikut lenyap? "Mana bisa?" katanya. Menurut pengakuannya, pimpinan F-KP pernah menawarinya berobat di Amerika Serikat. "Mungkin karena tenaga saya masih dibutuhkan," katanya.