DUA bulan lebih si burung merak Rendra terbang di negeri-negeri Eropa, ditemani istrinya, Ken Zuraida. Ketika pasangan ini kembali ke sarangnya, Senin pekan lalu, petugas imigrasi Bandara Soekarno-Hatta menahan paspor dramawan itu. Rendra bersitegang, "Ini bagaimana, sih? Sewaktu berangkat, katanya, saya tidak di-blacklist. Sekarang, kok di-blacklist?" Si petugas imigrasi, yang mengaku cuma menjalankan perintah, mengajak Rendra ke komputer, yang belum sebulan diresmikan. Setelah pencet-pencet, nama Rendra ternyata tak ada dalam daftar orang-orang yang dilarang ke luar negeri. Petugas imigrasi mengulangi sekali lagi. Juga tak ada. Petugas tampaknya bingung juga, tetapi tetap saja menahan paspor Rendra. "Besok diurus di sini," kata petugas itu, seperti ditirukan Rendra pekan lalu. Esok harinya, Rendra yang malah ditelepon petugas Kantor Ditjen Imigrasi Cikini, Jakarta Pusat. Isi telepon, paspor sudah bisa diambil kembali, dan pihak imigrasi minta maaf atas kesalahpahaman kecil kemarinnya. Pangkalnya memang itu, soal coretan-coretan kecil di paspornya. Tahun lalu, ketika Rendra ke luar negeri, di paspornya ada coretan: Hanya untuk satu kali perjalanan. Ketika ia berangkat ke Belanda 8 September lalu, diundang menghadiri acara pensiunnya Prof. A. Teeuw dari Universitas Leiden, lagi-lagi ada coretan. Bunyinya, Sekembalinya dari luar negeri supaya disetop di Kanim Ckg. Tapi, mengapa penyair yang pernah dikenal dengan kritik sosialnya ini tidak protes? "Saya biarkan saja paspor saya dicoret-coret, soalnya pesawat sudah menunggu."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini