Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pekerjaan berlarut-larut

Rukmini abidin, 56, seorang pengusaha yang punya berbagai saham telah duduk sebagai direktur reckitt & colman indonesia. urusan bisnis sampai ke jerman. bertahan kerja keras. bila ada kesempatan renang.

17 Maret 1979 | 00.00 WIB

Pekerjaan berlarut-larut
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DALAM usia 56, Ny. Rukmini Abidin tetap militan sebagai pengusaha. Ia memiliki pabrik farmasi Tunggal pada awal tahun 70-an, setelah sejak 1954 bahu-membahu dengan suaminya, Zainal Abidin, mengembangkan perusahaan farmasi Abdi. Sahamnya ada di berbagai perusahaan obat dan kosmetik dan ia juga duduk dalam pimpinannya. Awal bulan ini reeki dan tanggung jawab wanita berperawakan mungil ini bertam bah lagi. Ia duduk sebagai salah seorang direktur PT Reckitt & Colman Indonesia, perusahaan patungan dengan PT Abdi. Ny. Tien Suharto diundang meresmikan pabrik alat "kebersihan dan kesehatan rumah tangga" itu di jalan Ahmad Yani, Jakarta. "Sebelum pabrik ini dibuka saban sore !saya harus menampung 9 kper berisi laporan dari berbagai perusahaan," katanya. Semua laporan itu disimaknya sampai jauh malam. Dan pekerjaan bisa berlarut-larut bila ia juga harus menghadiri berbagai jamuan malam. Tapi besoknya jam 6 ia sudah bangun, lantas mencebur di kolam renang yang dibuatnya sendiri di rumahnya -- sebuah rumah indah penuh benda antik yang terletak di seberang UI, Salemba. "Saya hanya bisa bertahan kerja keras kalau ada kesempatan berenang," ujarnya. Suatu ketika tahun 1974 ia merasa badannya kurang enak. Tapi waktu itu karena urusan bisnis, akhirnya ia sampai ke Jerman Barat. Di sana ia sempat memeriksakan kesehatan. Lantas ia menangis. Bukan karena kabar buruk mengenai kondisi dirinya, melainkan lantaran ada kabar dari tanah air: pabrik obatnya dikabarkan telah keliru dalam penempelan etiket yang bisa mencelakakan orang."Dalam usia setua ini baru sekarang saya menangis," katanya waktu itu. Namun setelah diusut, untunglah kesalahan itu bukan berasal dari pabriknya. Yang mencetak etiket rupanya salah kirim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus