Pembina Golkar

SIAPAPUN akan memanggil mas kepadanya (panggilan Jawa) karena memang begitulah namanya: Mas Isman. Tokoh Kosgoro (Koperasi Gotong Royong) ini sudah lama tidak terdengar suaranya. Bahkan banyak yang mengira Kosgoro sudah mati, karena, setelah Isman masuk Golkar dan jadi salah seorang pembinanya, tamatlah riwayat koperasi yang semula anggotanya bekas TRIP -- yang oleh serdadu Belanda dipanggil 'pasukan tuyul'. Apalagi setelah gedung tinggi Kosgoro di Jalan Thamrin tidak rampung setelah beberapa tahun. Hingga kini, gedung yang menyilaukan lalulintas itu (pernah mendapat protes dalam surat pembaca di suatu surat kabar karena berdinding kaca mengkilat) memang belum selesai. Tentu tidaklah salah kalau orang kemudian menebak Kosgoro hilang dan Isman tidak berbekas lagi. Tetapi Isman, yang 1 Januari nanti berumur 54 tahun, berbicara cukup keras. Bahkan banyak yang menyangka dia "berontak" terhadap Golkar. "Lha kalau semuanya bungkam, apa tidak justru mencelakakan? Itikadnya baik. Orang yang punya maksud jahat, justru membiarkln saja keresahan sosial sekarang ini." Tambahnya lagi: "Bahkan sekarang mulai ada anggapan seolah-olah semuanya itu bisa diatur menurut kemauan orang yang punya kuasa dan banyak duit. Ini kan tragis!". Isman, ketika umurnya 22 tahun sudah jadi Komandan TRIP -- tahuntahun sekitar 1945 di Surabaya. Umur 34 tahun jadi d uta besar di Birma . Pernah juga duta besar di Muangthai dan Mesir. Rasanya dia pulalah jenderal pertama yang memulai usaha klab malam. Biarpun tidak setenar beberapa tahun yang lampau, klab Elcici Koca di bawah Monas masih tetap jalan.