Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pendekar ular

Ateng main lagi dalam serialnya yang berjudul "ateng pendekar aneh". supaya penonton tidak bosan, ia minta ada variasi, akibatnya ia harus main dengan ular. (pt)

7 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PELAWAK dan bintang film Ateng katanya sudah mulai bosan dengan film serialnya. "Saya bosan memainkan diri saya terus-terusan," katanya sambil menghapus keringat di leher yang hampir hilang tertelan kepala dan bahu. "Coba bayangkan. Ateng yang jadi Sok Aksi, yang Sok Tahu, yang Godfather, dan sekarang, saya jadi Ateng Pendekar. Aneh. Judulnya saja yang berbeda. Sebenarnya saya main yang begitu-begitu juga." Tapi sulit baginya untuk mengelak. Sebab. "saya tidak pernah bosan teken kontrak. Soalnya duit, sekali lagi duit. Kalau sudah duit, ijo deh mata saya." Itulah sebabnya, setiap kali dia main film Ateng anu, dia minta Hasmanan -- yang menyutradarai serial Ateng-untuk memberi variasi yang berbeda. "Supaya penonton tidak bosan. Biarlah saya saja yang bosan," katanya. Tapi akibat minta variasi, Ateng harus keua getah. "Sekarang saya disuruh main dengan ular. Bayangkan: sama kecoak saja saya sudah takut." Ini dia lakukan ketika pembuatan film berjudul Ateng Pendekar Aneh. "Dengan menahan segala macam rasa geli, Jijik, takut, saya hadapi artis ular itu. Ee, ternyata tidak apa-apa. Di sinilah saya yakin bahwa segala macam geli, jijik dan takut akan hilang kalau sudah berhadapan dengan duit," katanya sambil tertawa terkekeh-kekeh. Ular yang dipakai Ateng adalah ular yang sudah dijinakkan, milik Kenya Hesando, singkatan Keluarga Besar Penyayang Hewan Berbisa Indonesia. "Saya telah konsultasi dengan produser, pelnilik bioskop dan distributor tentang penggemar saya. Katanya sih masih ada sekitar 100.000 orang, terutama penonton anak-anak." Karena itu dia masih mau melayani film Ateng anu. "Tapi pada suatu saat." katanya, saya harus mengalihkan bentuk permainan saya sebelum mereka bosan terhadap saya."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus