Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Hanya Banjir Pemanasan

Kab. indramayu dilanda banjir karena luapan air sungai cipanas & cimanuk akhir des 77. banjir membobolkan tanggul sehingga sawah & rumah terendam air. banjir yang lebih besar akan terjadi antara jan-maret.(dh)

7 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TANGGAL 16 Desember lalu Gubernur Jawa Barat masih menyaksikan peragaan pengendalian banjir di kampung Jatisawit, Kecamatan Jatibarang. Seminggu kemudian, setelah hujan deras 3 hari berturut-turut, Sungai imanuk meluap. Dan 7 kecamatan di Kabupaten Indrarnayu terendam air. Daerah-daerah wilayah Jatibarang sendiri tak apa-apa. Hingga 29 Desember lalu air masih mengenang di desa-desa Kiajaran, Sukasari, Cidempet dan Pranggong, di wilayah Kecamatan Loh bener dan desa-desa Cemara, Canti Kulon dan Cangkring di Kecamatan Losarang. Di kecamatan terakhir ini sekitar 300 KK diungsikan sementara ratusan hektar sawah terendam air setinggi 80 cm. Di kecamatan Banodua lebih 2.000 rumah terendam 1 buah di antaranya rubuh dan hampir 3.000 hektar tanah sawah maupun darat terendam. Di kecamatan Cikedung lebih 3.000 rumah terendam, 14 buah di antaranya ambruk beratus-ratus rusak dan hampir 5.000 hektar sawah dan tanah darat terbenam. Rumah-rumah yang terbenam umumnya rusak, sebab rumah penduduk di sini kebanyakan semi permanen . Di Kota Indramayu sendiri, air tak mau ketinggalan. Di desa Pabean Udik luapan Cimanuk merubuhkan 10 buah rumah berikut tak kurang dari 5 hektar tanah pekarangan tergenang. Apabila hujan tak berhenti turun pada 23 Desember lalu, air yang terhenti di Pabean Wik ini akan menggenangi seluruh kota Indramayu. Kabupaten Indramayu memang dikenal hampir dilanda banjir setiap tahun. Penyebabnya tak lain karena daya tampung Sungai Cimanuk maupun Sungai Cipanas yang sebagian membelah wilayah ini tak seimbang dengan luapan air. "Daya tampung Cimanuk sebenarnya hanya 600 M3, tapi ketika banjir itu datang debit air yang masuk sekitar 1.200 M3," tutur Bupati Indramayu A. Djahari kepada Aris Amiris dari TEMPO. Di samping itu, tambah Djahari, aliran Cimanuk yang berkelok-kelok menyebabkan arus air lebin kuat mengikis tanggul-tanggul, terutama di belokan-belokan yang tajam. Tahun 1982 Sungai Cipanas dan Cimanuk melintasi kawasan Kabupaten Indramayu sepanjang 38 km. Cimanuk saat ini rnempunyai helinggian 1,8 meter di atas kota Indrmayu yang rata-rata berketinggian 1,5 hingga 3 meter dari permukaan laut. Pernah ada fikiran mengeruk Sungai Cimanuk ini. Tapi "kalau dikeruk akibatnya akan lebih fatal," kata Djahari. Sebab katanya lagi, jika dasar sungai diperdalam, air laut akan masuk. Dan jika bersamaan datangnya dengan air hujan, sulit dibayangkan nasib kota Indramayu dan sekitarnya. Usana penanggulangan yang dilakukan, menurut Djahari, apa boleh buat bersifat tambal sulam. Artinya daerah-daerah tanggul mal1a yang bobol ditambal dengan karung-karung berisi pasir. Penanggulangan secara menyeluruh dan sekaligus, tak salah lagi akan menelan biaya milyaran rupiah. Banjir di pekan ke-3 Desember lalu sendiri telah membobolkan tanggul 13 tempat. Yaitu di wilayah-wilayah genjatan Kertasemaya, Bangodua, Indramayu Cikedung, Losarang. Lelea dan Lohbener. Di samping mengerahkan kalung-karung berisi pasir dan bambu-bambu penyangga, Bupati Djahari mengharap agar "pemerintah pusat membangun tanggul selebar 30 meter, sekaligus di kiri kanannya dibuat jalan inspeksi. Dengan demikian, kata Djahari, jika terjadi banjir lagi, alat-alat berat dapat segera didatangkan untuk menanggulangi - tidak seperti sekarang hanya ditangani oleh tenaga-tenaga manusia. Djahari sendiri memperkirakan Kabupaten Indramayu akan bebas banjir di tahun 1982. Sebab, tuturnya, mulai tahun itu waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang mulai berfungsi. Artinya air yang melimpah di Cimanuk akan ditampung oleh waduk tadi. Lebih-lebih jika kabupaten-kabupaten di hulu Cimanuk, yaitu Garut, Sumedang dan Majalengka melaksanakan Inpres Penghijauan dengan lebih bersungguh-sungguh. Lebih dari semua itu, menurut Bupati Indramayu, banjir baru lalu itu baru merupakan pemanasan (warning up) bagi wilayahnya. Artinya banjir akan datang lebih besar lagi di hari-hari mendatang. Sebab bulan-bulan kritis biasanya sekitar Januari sampai Maret." Menurut perkiraan angka curah hujan bulan-bulan itu nanti lebih tinggi dari tahun lalu, yaitu sekitar 130mm - sedangkan curah hujan normal 60 hingga 80 mm. Oleh karena itu Djahari masih menilai kerugian akibat banjir baru lalu itu sebagai belum seberapa. Karena itu pula barangkali Pemda Indramayu belum mengeluarkan bantuan uang kecuali 6 5 tonberas berikut tenda-tenda dan perahuperahu karet. Tapi pihak Pemda Jawa Barat telah mengirimkan bantuan uang Rp 10 juta lebih berikut 5 ton beras, ditambah sumbangan-sumbangan dari Keluarga Fakultas lukum Universitas Pajajaran Bandung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus