NYONYA Imelda Marcos dan 25 orang pengiringnya, nyaris tidak
bisa keluar dari lapangan terbang Kaitak di HongKong. Minggu
lalu, nyonya Imelda Marcos diundang oleh perusahaan pesawat
terbang Concorde. Untuk penerbangan perdana Manila-Hongkong.
Entah bagaimana, tidak seorang pun yang membawa paspor.
Ribut-ribut sedikit dengan fihak imigrasi di lapangan terbang,
akhirnya Ibu Negara Filipina dan rombongan bisa keluar dari
lapangan terbang. Dan terkabullah niat mereka semula:
berbelanja. Selama tiga jam, dan petang itu pula rombongan
kembali ke Manila.
Setibanya di Manila kembali, staf nyonya Imelda Marcos mengirim
protes keras pada British Aircraft Corporation, mengapa tidak
dikasih tahu bahwa undangan harus bawa paspor. Salah seorang
pegawai dari perusahaan tersebut cuma berkata tenang:
"Seharusnya mereka kan sudah tahu akan hal ini. Ke luar negeri,
biar cuma beberapa jam, toh harus bawa paspor".
Nyonya Jehan Sadat yang kebetulan waktu itu sedang berada di
Filipina jadi tamu nyonya Imelda Marcos turut diundang juga
untuk penerbangan perdana, tapi menolak dan dia pergi ke Sulu.
Filipina Selatan, di mana bangsa Moro yang beragama Islam
bermukim.
Di lapangan udara Halim Perdanakusuma, Concorde banyak menarik
perhatian pejabat dan umum. Yang pergi dalam undangan perdana ke
Singapura dari Jakarta antara lain ialah: Kapolri Widodo
Budidarrno, Wapangab Surono, Marsekal Saleh Basarah, Jenderal R.
Suryo, Sigit Suharto dan iparnya, Indra Kowara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini