Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pengarang detektif mashur

Agatha christie, novelis detektif tersohor, meninggal dunia di usia 85 th. tokoh-tokoh novelnya yaitu hercule poirot & miss marple lebih diketahui masyarakat dari pada penulis novel itu sendiri. (pt)

24 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SANG Ratu telah mangkat. Agatha Christie, "ratu cerita detektif" yang telah menghasilkan 90 buah buku itu meninggal lebih tua dari Chou En-lai, perdana menteri RRT itu. Yakni, dalam usia 85. Ia telah menciptakan tokoh Hercule Poirot, seorang detektif Belgia yang bertubuh kecil, dengan kepala bak telur, kumis bak sabut kena tir dan otak cemerlang bagaikan ahIi logika terbesar setelah Aristoteles. Poirot, yang menjadi tokoh cerita detektif paling terkenal setelah Sherlock Holmes, lahir waktu Agatha Christie sibuk merawat para pengungsi Belgia dalam Perang Dunia ke-I: para pengungsi itu telah mengilhaminya. Maka novelnya yang pertama, 'The Mysterious Affair at Styles': ia tulis dengan Poirot sebagai jagoannya. Tapi novel ini ditolak oleh para penerbit -- dan baru muncul tahun 1920. Kisah Poirot memang lebih memikat dari biografi penciptanya. Di tahun 1975, Poirot mati: Agatha Christie nampaknya merasa perlu mematikan tokoh ini dalam novel "Curtain: Poirot's Last Case" Sebenarnya novel ini sudah ditulis 30 tahun sebelumnya, dan direncanakan akan diterbitkan setelah si pengarang meninggal. Tapi rupanya nyonya Christie dikaruniai umur lebih panjang. Di tahun 1975 itu ia masih segar bugar, sementara Poirot-nya -- yang ia gambarkan sebagai penggemar coklat, makanan penuh kalori dan sigaret Rusia -- mati kena penyakit jantung. Agatha Christie sendiri mati setelah sakit-sakitan selama dua bulan, di rumahnya di Wallingford, 47 mil di barat London. Yang belum mati ialah tokohnya yang lain: Miss Marple, seorang wanita tua yang konservatif, punya selera kuno, tapi juga detektif yang pintar. Tokoh ini muncul dalam kira-kira 15 novelnya, dan setidaknya berhasil menolong pengarangnya di saat-saat ia bosan dengan Poirot. Barangkali Miss Marple ini tokoh yang lebih mirip dengan pengarangnya sendiri, meskipun Agatha Christie selalu mengatakan bahwa ia tak akan tercem1in dalam novelnya yang manapun. Ia seorang yang pemalu. Ia menulis juga dalam nama samaran, Mary Westmacott, buat buku-buku yang bukan cerita detektif. Untuk bukunya yang berisi cerita dan puisi untuk anak-anak -- "Bintang Di Atas Bathlehem" ia memakai nama Agatha Christie Mallowan. Christie adalah nama famili suaminya yang pertama, seorang kolonel yang menikah dengannya tahun 1914 dan bercerai tahun 1928 -- dengan hasil seorang puteri. Dua tahun kemudian ia menikah lagi dengan seorang ahli arkheologi terkemuka, Sir Max Mallowan. Waktu itu umurnya 40 tahun. Nyonya Agatha Christie Mallowan selalu ikut dalam ekspedisi suaminya ke pelbagai tempat untuk penelitian, dan beberapa kali mengunjungi Timur Tengah. Tentang kehidupan dalam ekspedisi ini ia kemudian menulis buku "Come, Tell Me How You Live" (Ayuhlah, Ceritakan Bagaimana Kau Hidup). Bagaimana Agatha Christie sendiri hidup tak terlalu banyak diketahui. Ia yang lahir tahun 1890 di Torquay, Devonshire, Inggeris itu pada mulanya kepingin jadi penyanyi opera. Tapi karena tantangan kakaknya yang perempuan, ia mulai menulis terpengaruh oleh pencipta Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle. Pada waktu perang, sewaktu Kol. Christie bertugas, ia bertindak sebagai perawat, dan kemudian jadi ahli farmasi -- dan mengenal soal racun, yang banyak muncul dalam kisah detektifnya. Ia menyusun cerita-ceritanya sembari bergolek-golek di bak mandi. Kerjanya cepat sekali. Ia bisa menulis satu novel seminggu sekali. Di antara 1935-1936 misalnya ia bisa menghasilkan enam novel. Baru agak belakangan ia tertarik buat menuliskan naskah sandiwara, sebab ia tak senang orang lain menuliskan cerita sandiwara berdasarkan novelnya. Suksesnya di sini tidak selalu pasti. Tapi Mousetrap (Jebakan Tikus), lakonnya yang paling digemari, bertahan di pentas sampai 23 tahun, mencapai 7.511 kali pertunjukan -- suatu rekor dunia. Ketika berita meninggalnya tersiar, gedung-gedung teater di London meredupkan lampu-lampunya. Tapi di dua tempat di mana lakonnya dipanggungkan (yang satu "Murder at the Vicarage" dan yang lain "The Mousetrap") acara jalan terus seperti biasa. "Kami yakin beginilah yang dikehendaki Dame Agatha", ujar sutradara "Mousetrap" Peter Saunders. Hanya lampu-lampu neon di luar gedung dimatikan. Siapa yang telah menonton film "Murder On the Orient Express", kisah Agatha Christie yang dibintangi Albert Finney sebagai Poirot, sebuah film yang memenangkan sebuah Oscar dan uang sedikitnya US $ 17,8 juta, pasti tahu bagaimana layak penghormatan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus