Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Ini dia: alat pembunuh baru

Pentagon berhasil menguji kehebatan sinar laser untuk senjata perang. sementara uni soviet sedang membangun satelit fractional orbiting bomb satelli tes (fobs), yang berisi bom atom. (ilt)

24 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DINGIN dan mengerikan. Si Goldfinger, kepala penjahat yang mabuk emas, berusaha mengiris-iris James Bond dengan tembakan sinar laser yang dibidikkan dari sepucuk pistol. Untunglah, itu memang cerita khayalan saja. Persis seperti tokoh komik Buck Rogers, dan Flash Gordon. Namun dalam waktu dekat ini, fiksi itu bisa menjadi kenyataan, sesudah riset yang hampir 20 tahun dilakukan oleh Pentagon Departemen Hankam-nya Amerika Serikat. Dan itu setelah bertahun-tahun Pentagon berusaha membius opini publik bahwa sinar laser itu hanya dimanfaatkan untuk keperluan damai. Selama tahun 1973 saja, sudah $ AS 130 juta dihabiskan oleh ahli-ahli Pentagon di arena penelitiannya di Pangkalan AU Kirtland, New Mexico -- di mana ledakan bom atom yang pertama juga mengambil tempat. Sampai sejauh ini sebuah pesawat terbang tak berawak sudah ditembak jatuh dengan sinar laser, pelat baja anti peluru sudah disayat berkeping-keping dengan sinar maut itu, dan kepala peluru kendali sudah dilebur jadi debu. Begitu dahsyatnya kekuatan sinar itu, sampai orang sudah mulai mempertanyakan apakah kelak senjata laser bakal menjadi alat pembinasa ampuh menandingi senjata atom. Jawabannya, "tergantung pada perkembangan selama 6-10 tahun mendatang", begitu kata letjen Bill C. Gribble, kepala team R & D Pentagon pada majalah Aviation Week. Pada hakekatnya laser merupakan satu alat, yang bila disuntiki sejumlah besar panas, cahaya atau tenaga listrik, memancarkan seberkas enerji elektromagnetis -- cahaya, sinar infra merah atau ultra lembayung -- tergantung bahan yang disuntiki enerji pembangkit itu dan wujud enerji yang disuntikkan ke dalamnya itu. Yang menarik fihak Pentagon adalah laser yang memancarkan sinar infra merah, yang seperti halnya sinar yang dipancarkan oleh matahari atau alat pemanas listrik, pada hakekatnya hanyalah sinar panas yang tak kelihatan. Pada mulanya -- alat yang diciptakan Pentagon itu segede gajah, dan membutuhkan tenaga pembangkit yang luar biasa besarnya pula. Namun model laser sekarang ini selain tenaganya ribuan kali model-model pertengahan tahun 1960-an, juga bentuknya jauh lebih kecil. Sinar lasernya dibangkitkan oleh panas hasil reaksi kimia antara gas asam (nitrogen) dan sulfur hexafluoride. Anti Balistik Pihak Pentagon merencanakan membangun suatu proyek landasan laser anti peluru balistik antar benua (anti ICBM). Senjata laser yang bakal diciptakan itu bakal mampu menguntit jejak peluru balistik untuk kemudian menghancurkannya. Pembangunan proyek landasan laser sudah dimulai sejak 1971 tapi segala sesuatunya masih dipelajari. Dan di pusat proyek itu dapat dibangun industri -- yang memperkirakan kemungkinan dibuatnya kombinasi radar laser. Dari potensi kecepatan laser, kita mampu menaksir suatu situasi dan memungkinkan kita membinasakan musuh yang memiliki peluru missil balistik antar benua. Bila musuh menggunakan seluruh peluru missil dengan target sasaran Washington -- maka tiada jalan bagi musuh menembus pusat amunisi laser. Nyatanya laser menurut pengakuan Grant Hansen selaku Asisten Sekretaris Angkatan Udara, sangat ampuh menangkis sistim serangan peluru missil (ICBM). Meriam Laser Meriam laser mempunyai jarak tembak lebih jauh dibandingkan berbagai tipe senjata laser lainnya. Dalam operasinya, meriam laser merupakan pembunuh paling ampuh dengan kekuatan sinarnya. Ada beberapa variasi meriam laser.  Meriam kapal laut. Modelnya yang spesifik digunakan untuk pertempuran laut. Suaranya mendengung dan dapat melancarkan serangan dari perahu kecil atau kapal besar. Selain di atas air, juga dapat digunakan di bawah air dan mampu mendeteksi jarak yang sebelumnya tak mungkin dilakukan. Dalam perang 1967, pihak Israel telah menggunakan meriam laser sehingga menambah keyakinan dunia internasional akan manfaatnya di medan tempur.  Meriam pesawat terbang. Menurut The New Republic, tahun lalu, Pentagon sedang mempelajari gagasan memperlengapi pesawat bomber supersonik, B-1 yang dilengkapi meriam laser. Harganya diperkirakan lebih dari $ 46 juta. Manfaatnya bisa untuk mempertahankan diri sambil menyergap musuh yang membawa bom missil. Gagasan ini menurut Douglas T. Nelson dari Manager perencana proyek Pentagon menyebutnya sebagai suatu "harapan baik". Sementara itu menurut majalah penerbangan Amerika Serikat Aviation Week, angkatan udara Amerika jelas sangat membutuhkan perlengkapan perang semacam itu. Untuk jenis pesawat F15 diperkirakan bakal menelan biaya $ 10 juta sebuah.  Artileri. Meriam laser di permukaan tanah dapat mencairkan tank dan artileri konvensionil seketika itu juga. Juga mampu membungkam sarang senapan mesin menjadi abu dan membakar habis tempat-tempat penyimpanan senjata. Menurut sebuah artikel dalam The New Republic yang ditulis oleh Robert Barkan -- yang faham tentang laser Pentagon sudah sejak tahun 1962 memikirkan tentang teknik laser yang dapat membinasakan habis satelit mata-mata musuh menjadi bara api. Bisa dibayangkan betapa musuh bakal berpikir jauh hari untuk menempatkan satelit mata-matanya. Tapi Uni Soviet juga tidak mau kalah: mereka diketahui sedang membangun satelit F.O.B.S. (Fractional Orbiting Bomb Satellites). Sebuah satelit perusak yang sangat berbahaya karena berisi bom nuklir. Untuk suatu medan perang, pihak militer dapat melakukan berbagai jenis penyelidikan dengan menggunakan laser. Sebuah laser bisa pula berlandaskan sinar X. Manusia yang tertembak dalam perang hanya bakal tersisa topi baja dan senjatanya saja. Dan bila radiasi sinar dipancarkan lebih besar, maka musuh yang mati akan lebih banyak lagi. Makanya senjata laser memang menakjubkan -- walaupun belum sempurna karena mampu diketahui radar. Itulah sebabnya dalam perang konvensionil, laser belum bisa disebut kebal. Sekalipun demikian para ahli tetap beranggapan perlunya dikembangkan persenjataan laser lebih lanjut. Adalah beralasan pula bila disadari bahwa pihak Rusia sendiri memiliki senjata laser. Ketika bekas Sekretaris Menteri Pertahanan Amerika Serikat Melvin Laird melapor dalam Kongres tahun 1970, dia memperingatkan bahwa Rusia telah memiliki kecakapan tinggi dalam bidang kemiliteran. Diingatkannya bahwa penemu sputnik pertama di dunia adalah Rusia. Menurut Laird, senjata laser Soviet mampu menetralkan atau menghancurkan satelit komunikasi pertahanan Amerika Serikat. Pengetahuan Rusia tentang laser setidak-tidaknya tentulah sejajar dengan Amerika Serikat, mengingat adanya ribuan publikasi ilmiah terbitan Rusia yang beredar di kalangan ahli. Salah satu di antaranya adalah buku tentang gas laser oleh Sobolov dan Sokovikov.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus