Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERKOLABORASI dengan tujuh pemuda yang piawai bermain musik tak membuat Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Thony Saut Situmorang keder. Pria 59 tahun itu bergabung dengan tujuh mahasiswa musik Institut Kesenian Jakarta membentuk Anti-Corruption Brass Chamber (ACBC). Band yang dibentuk tahun lalu itu ikut mengisi acara Konser Suara Antikorupsi di Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat malam dua pekan lalu.
Malam itu, Saut meniup saksofon. "Saya bermain musik mengandalkan telinga, tidak bisa baca not balok. Makanya, kalau main, saya harus diberi tahu kapan saya mulai meniup," ujarnya, terkekeh.
Saut dan ACBC memainkan tiga lagu, yaitu Eye of the Tiger (Survivor), Africa (Toto), dan The Final Countdown (Europe). Saut tampak kerepotan mengatur napas karena, menurut dia, saksofon soprano lebih berat untuk ditiup.
Ia pun mengakui dalam beberapa kesempatan melakukan kesalahan dan dikritik anak-istrinya. Tapi teman-temannya tak jarang memuji tiupan saksofonnya, yang ia pelajari secara otodidaktik sejak 1998. "Anak-istri saya bisa tegas bilang jelek. Kalau yang lain bilang lumayanlah untuk tingkat RT," ucapnya, terbahak.
Bagi Saut, bermain musik adalah sarana melepas penat. Meski sudah lama memainkan alat musik tiup itu, ia mengaku belum piawai. Panutannya dua peniup saksofon asal Amerika Serikat, Kenny G dan Dave Koz. Ia mengatakan cukup sering naik panggung, bahkan sempat ada yang mengajaknya rekaman.
Ia rutin berlatih setiap hari. Saksofon pun kerap menemaninya di dalam mobil. "Kalau orang berhenti main musik, bisa stres," kata Saut, yang menilai musik bisa menginspirasi orang berbuat baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo