Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pernikahan Putranya

Hasyim rachman, bekas pemimpin redaksi harian bintang timur (& bekas tahanan g.30.s/pki) menikahkan anaknya yang bernama johan teranggi dengan irmawati wardiningsih, putri mayjen marwoto djojosoewito.(pt)

10 Mei 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HASYIM Rachman, bekas pemimpin redaksi harian Bintang Timur dan A. Karim D.P., bekas ketua PWI Pusat dan pemimpin redaksi harian Warta Bhakti, masing-masing pernah ditahan 14 tahun sehubungan dengan peristiwa G-30-S/PKI dan dua-duanya bulan lalu punya hajat mantu. Hasyim termasuk rombongan terakhir yang dikeluarkan dari Pulau Buru -- 4 bulan lalu. Ayah 6 orang anak (2 perempuan, 4 lelaki) yang berusia 55 tahun itu sedang menuliskan pengalamannya. "Tapi saya sendiri tidak tahu boleh diterbitkan apa tidak." Bersama Pramoedya Anantaver, Hasyim juga mempersiapkan penerbitan sebuah ensiklopedi Indonesia. "Pak Adam Malik sudah menyatakan kesediaannya untuk menjadi pelindung," katanya. Anaknya yang menikah pertengahan April lalu bernama Johan Teranggi, 27 tahun. Si sulung itu berjodoh dengan Irmawati Wardiningsih, putri Mayjen Marwoto Djojosoewito. Sudah bertahun-tahun kedua muda-mudi berhubungan. "Kalau dipikir memang lucu, ya," kata Hasyim. "Selama ini saya 'kan berada dibawah perintah seorang prajuri. E, sekarang malah sejajar dengan jenderal," komentarnya. Hadir pada akad nikah di Masjid Sunda Kelapa antara lain Wapres Adam Malik. Akan halnya A. Karim Daeng Patombong, 54 tahun, 28 April lalu ia menikahkan anaknya yang bungsu -- nomor 2 -- Anna R. Tridjajakasih, 28 tahun, yang memilih Maman Sukiman, 32 tahun, sebagai suaminya. Perjamuan dilangsungkan di Balai Pertemuan DKI, dihadiri antara lain bekas tokoh Masyumi Kasman Singodimedjo dan Rektor Universitas Islam Bandung E.Z. Muttaqin. Kenapa baru sekarang menikah Anna, yang bekerja di RRI sebagai penyiar, tertawa. "Terlambat tapi puas," ujarnya. "Soalnya pacarannya 'kan lama." Anna nampak sangat gembira, mungkin karena bisa ditunggui ayahnya. Sebab ketika kakak Anna yang jadi dosen di IKIP Jakarta menikah November tahun lalu, sang ayah masih ditahan di Lembaga Pemasyakatan Salemba, Jakarta. Selama 14 tahun Karim memang ditahan di sana. Sekarang ia mengaku sedang mempelajari keadaan. Ingin menulis lagi -- tapi "jangan sampai keseleo, nanti malah jadi urusan pemerintah," ujarnya. Untuk sementara ia "hanya numpang hidup pada anak-anak," katanya. Rumah milik istrinya sampai kini masih dihuni orang lain. Karena itu ia bersama sang istri menumpang di rumah saudara di bilangan Mampang, Jakarta Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus