Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Marthin Tabu Setelah 20 tahun

Pemberontak yang menamakan dirinya presiden republik papua barat, martin tabu, menyerahkan diri setelah 20 th berada di hutan, 2 kali ia memimpin penyanderaan beberapa pejabat pemerintah di hutan ir-ja.

10 Mei 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIGA buah helikopter jenis Bell 204 berputar-putar di atas Kecamatan Waris di Irian Jaya. Hari itu seorang "presiden" yang telah bertahun-tahun dalam hutan akan dijemput. Di kantor Kecamatan Waris -- 30 menit terbang dari Jayapura -- sudah menunggu 2 lelaki. Yang seorang bertubuh tinggi besar, berseragam loreng. Kumis, cambang, janggut dan rambut hitam lebat menimbulkan kesan angker. Ia adalah Marthin Tabu, "jenderal pasukan pembebasan nasional" merangkap "presiden Republik Papua Barat". Di pinggangnya tergantung pestol Colt 45. Bersama Marthin Tabu menunggu pula Kapten Zacky Anwar, Komandan Tim Operasi Nanggala-33, dari kesatuan Kopassandha alias RPKAD. Hari itu 16 April sang "presiden" diterbangkan ke Sentani, Jayapura. Sudah 20 tahun Marthin Tabu lari ke hutan, sejak ia membunuh ayah kandungnya: Raja Tabu, kepala suku di kampung besar Aurina di Kerom, Kabupaten Jayapura. Pembunuhan itu konon gara-gara Marthin jatuh cinta pada istri muda ayahnya. Pernah mengenyam pendidikan calon penginjil di Fak-Fak dan bekerja di Gereja Kathedral Jayapura, Marthin kini berusia 43 tahun dengan 3 istri dan 3 anak, ketiganya dari istri pertama. Di hutan, ia bertemu dengan 2 tokoh OPM: Zeth Rumkorem dan Jacob Pray yang kini berada di Swedia. Dari merekalah rupanya Marthin Tabu terpengaruh untuk bergabung dengan "OPM" (Organisasi Papua Merdeka). Adalah Marthin Tabu pula yang dua kali memimpin penyanderaan beberapa pejabat pemerintah di hutan Irian Jaya pada 1978. Pertengahan bulan lalu dia menyatakan sadar setelah melalui pendekatan-pendekatan . Hasutan Anak Buah "Usaha untuk menghubungi Marthin Tabu sebenarnya sudah dimulai 8 bulan lalu. Tapi baru Maret kontak itu makin efektif," kata Kapten Zacky Anwar kepada pembantu TEMPO, Dalhar T. Umar. Kontak-kontak itu antara lain dengan mengirim kurir. Antara lain lewat Frans Leo dan A Bun pawang dan pemburu buaya di pedalaman Jayapura. Frans Leo juga ikut berperan ketika Marthin Tabu pertama kali menyerah 20 Januari 1978. Mathias Tabu, adik kandung Marthin Tabu yang lebih dulu sadar (dan berperan dalam usaha pembebasan para sandera yang pernah ditahan kakaknya) juga berseru agar saudaranya itu bersedia bertemu dengan Kapten Zacky di Pos Waris. "Sebab kalau tidak, kalau nanti ada operasi gabungan RI-PNG, ruang geraknya menjadi semakin sempit. Dan nasibnya juga menjadi tak menentu," katanya. Proses menyadarkan Marthin Tabu juga didorong oleh Alex Dery, bekas "menteri penerangan" dan "panglima Jayawijaya" dari "Republik Papua Barat". Alex yang lebih dulu sadar menceritakan pengalamannya kepada Marthin Tabu bila menyerah akan diperlakukan secara baik. Sejak Marthin menyerah setiap hari pengikutnya melaporkan diri ke pos-pos ABRI terdekat. Tapi beberapa tokoh seperti gubernur Irian Jaya pertama, E.J. Bonai, bekas Ketua DPRD Ir-Ja, D.S. Ayameseba dikabarkan masih ada di PNG. "Sebenarnya sudah lama saya akan kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Tapi selalu mendapat hasutan anak buah kalau menyerah akan dibunuh, " kata Marthin Tabu. Pengikut Marthin sebenarnya tinggal 100 orang dengan senjata 20 pucuk. Sebagai anak raja dan kepala suku, ia memang sangat berpengaruh dan disegani penduduk pedalaman. Ia sendiri terkenal ringan tangan dan tak segan-segan menembak siapa saja yang tak disenanginya. Wajahnya kini sudah klimis. Ia disambut dengan rangkulan mesra oleh Pandam XVII Brigjen C.l. Santoso. Panglima lalu menyusupkan sebentuk cincin emas ke jari manisnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus