PENONTON yang berjubel di Gedung W.O. Ngesti Pandowo, Semarang, kecele. Pertunjukan ketoprak yang ditunggu-tunggu banyak orang, yang diprakarsai PWI Ja-Teng, batal tanpa penjelasan. Koran Semarang, yang sebelumnya gencar menulis rencana pementasan itu, mendadak bungkam. Ada apa? Menurut seorang panitia, ternyata wali kota Semarang, H. Imam Soeparto Tjakrajudha, 54, dilarang bermain ketoprak oleh atasannya. Wali Kota memegang peran utama sebagai Sunan Giri dalam lakon Gugurnya Aryo Penangsang, yang rencananya dipentaskan Sabtu dua pekan lalu. "Kalau peran yang kecil-kecil, saya emoh," katanya. Sebagai Ratu Kalinyamat adalah Sitoresmi, artis ketoprak dari Yogya yang kini terjun ke film. Imam Soeparto sendiri cukup rajin berlatih untuk pertunjukan itu - meskipun Sitoresmi sendiri belum pernah muncul di Semarang. Pertunjukan itu sendiri direncanakan jadi dipentaskan pertengahan bulan depan. Apa kata Wali Kota mengenai larangan itu? "Saya akan jalan terus, tidak ada yang melarang, cuma pertunjukannya diundur," katanya. Tapi, ayah tujuh anak yang memang gemar kesenian daerah ini berkomentar, "Daripada saya bermain film dengan adegan ranjang, lebih baik saya main ketoprak." Lagi pula, "Kita dianjurkan mengembangkan kebudayaan nasional. Saya tidak hanya menganjurkan, saya imgin memberi contoh," tambah Imam, yang masa jabatannya berakhir Desember nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini