Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
S EPERTI ritual wajib, setiap hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, Kiai Haji Mustofa Bisri, 59 tahun, selalu melantunkan puisinya. Dan sudah seperti ritual juga, tiap kali dia membacakan puisi balsem-nya, orang pun tergelak. Itu yang terjadi dalam acara tumpengan bersama pemuda Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, di Jakarta, Kamis pekan silam.
Mau tahu sebabnya? Puisi yang dibikinnya sembilan tahun lalu itu rupanya ditambahi kejadian baru yang aktual. Jadi, tetap lucu. "Saya selalu mengedit tiap tahun dan menambahkan dengan berbagai peristiwa yang terjadi," ujarnya sambil terkekeh.
Nah, satu puisi yang di-perbarui bertajuk Rasanya Baru Kemarin. Penonton pun tak henti-henti tergelak mendengar puisi kiai dari Rembang ini. Itu tak lain karena ia memasukkan pertikaian Rhoma Irama dengan Inul Daratista dalam syairnya. "...dan berdua mereka memimpin mengangkat harkat bokong bangsa, didukung majelis ulama, para industriawan, dan media massa," kata sang Kiai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo