PENGUNJUNG yang memenuhi ruang sidang Pengadilan Agama Solo, Senin pekan lalu berteriak-teriak, "Peng, Gepeng . . . salaman . . . salaman." Gepeng tetap cengar-cengir, tak mau menyalami Supiyah, padahal wanita itu sudah menyodorkan tangan. Karena didesak pengunjung, akhirnya tangan Supiyah hanya dipegang Gepeng sebentar, tanpa salaman. Dan keduanya menuju mobil masing-masing. Inilah akhir kasus Gepeng-Supiyah, sebagai suami istri dalam pentas yang sebenarnya -- bukan sandiwara Srimulat. Resmi sudah, Gepeng menceraikan Supiyah, yang telah melahirkan empat Gepeng Yunior. Ketua Majelis Hakim Achmad Slamet mengabulkan permohonan Gepeng setelah sidang berlarut-larut sampai dua bulan, karena Supiyah tak muncul-muncul di sidang. "Segala yang dituduhkan diakui Nyonya Supiyah," kata Achmad Slamet. Yang dituduhkan, Supiyah bermain serong dengan bekas sopir pribadi Gepeng, sehingga menelantarkan rumah tangga. Dan bila Supiyah kini muncul dalam sidang, itulah berkat Gepeng punya teknik. Seminggu sebelumnya, Supiyah diajak Gepeng menghadap notaris. Setelah dibujuk-bujuk, Supiyah bersedia membuat pernyataan. Isinya, bersedia diceraikan Gepeng. Harga bujukan itu Rp 1 juta sebagai uang mut'ah (arti harfiahnya uang bersenang-senang) dan uang iddah yang jumlahnya ditentukan kemudian. "Uang langsung saya bayar di hadapan notaris," kata Gepeng. Pernyataan Supiyah ini dibawa lagi ke pengadilan dan persidangan pun jadi lancar. "Saya lega sekali. Sebelum ini saya sulit mendapatkan ilham melawak," ujar Gepeng lagi. Sehari setelah cerai itu, Gepeng langsung rujuk. Tapi kali ini rujuk dengan almamaternya Srimulat. "Jangan salah sangka, saya rujuk cuma dipanggung. Itu pun hanya tiga hari." Kenapa mau? "Wong dibayar Rp 3 juta. Coba kalau tetap sebagai anggota Srimulat, mana mungkin saya dibayar sebanyak itu?" jawab Gepeng -- kali ini dengan serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini