Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Sebagai juri pd pemilihan mis dunia

Ratna sari dewi sukarno, 39, menjadi juri pemilihan miss malaysia (miss dunia), mengeluh kepada wartawan tentang kehidupannya yang selalu dilukiskan oleh pers gemerlapan & penuh pesta. (pt)

13 September 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENINGGALKAN Jakarta 29 Agustus lalu, ternyata Ny. Ratna Sari Dewi Sukarno singgah di Singapura. Kemudian, 2 September, terbang ke Malaysia. Ada kerjaan rupanya. Yakni jadi juri pemilihan Miss Malaysia/Miss Dunia, Jumat pekan lalu. Kepada para wartawan di Kuala Lumpur ia mengeluh. Kehidupannya yang selalu dilukiskan oleh pers serba gemerlapan penuh pesta, menurut Dewi "hanyalah sebagian kecil dari hidup saya." Ia sendiri selama ini merasa sebagai: janda pendiri sebuah bangsa, seorang ibu yang tengah mendidik seorang anak perempuan sendirian saja, seorang anggota suatu organisasi dan seorang pengusaha. Organisasi apa, dan usaha apa, ia tak mau menjelaskannya. "Saya tidak perlu mengatakan hal itu," katanya. "Hukum bisnis yang paling utama adalah berhati-hati." Perempuan Jepang yang terkenal cantik dan awet muda itu (kini 39 tahun) menyebutkan: "Setiap usia memancarkan kecantikannya sendiri. Tetapi wajah adalah refleksi dari hati dan pikiran." Tentang dirinya sendiri ia mengatakan: "Saya mengerjakan segala sesuatu yang merusak kecantikan." Ia perokok, peminum alkohol, dan selalu tidur terlambat. Kecuali itu ia juga punya banyak persoalan dan kecemasan. Tapi katanya, ia tidak punya pikiran untuk kawin lagi. "Tidak ada orang yang bisa menggantikan suami saya almarhum. Bung Karno adalah orang yang paling cakap yang pernah saya ketahui. Ia punya daya tarik yang besar. Bagi saya, ia seperti dewa dan saya bersedia mengorbankan seluruh hidup saya," katanya. Kartika, 13 tahun, satu-satunya anak yang diperolehnya dari Bung Karno, kini sekolah di Swiss. Dewi ingin menjadikannya anak yang kuat dan bisa berdikari -- secara materi, fisik dan spiritual. "Walaupun dunia ini menjadi semakin kecil dan semakin keras," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus