DI hari istimewa itu, Rabu pekan lalu, Presiden Soeharto tetap bekerja seperti biasa: berkantor di Bina Graha dan memimpin sidang kabinet terbatas bidang ekuin. Padahal saat itulah kalender menunjuk angka 8 Juni, artinya Presiden genap berusia 67 tahun. Bukannya lantas Kepala Negara lupa akan hari lahirnya. Pagi hari, di kediaman Jalan Cendana, Jakarta, Presiden sudah "diingatkan" dengan munculnya tamu penting dari negara tetangga, Malaysia. Tamu itu, Yang Dipertuan Agung Malaysia Sultan Machmud Iskandar, boleh jadi orang pertama yang menyalami Presiden Soeharto dalam kaitannya dengan hari istimewa itu. Pembicaraan keduanya lantas berlangsung dengan akrab. Sultan Machmud Iskandar, yang datang diantar Menhankam Benny Moerdani, tampil amat santai. Di Bina Graha, pekerjaan rutin sudah menunggu, Rabu pertama setiap bulan adalah sidang kabinet terbatas bidang ekuin. Sebelum sidang, Presiden Soeharto, dengan senyumnya yang seperti tak mengenal letih, menyempatkan menerlma ucapan selamat dari peserta sidang kabinet, diawali Wapres Sudharmono. Usai itu, para wartawan yang bertugas di Setneg mendapat giliran yang sama, walau rombongan terakhir ini tak ikut sidang kabinet. Tentu saja ada acara keluarga di Jalan Cendana. Dan itu malam harinya, setelah "jam kantor". Biasa, tumpengan sederhana yang dimeriahkan anak cucu. Panjang umur, Pak Harto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini