Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Menerima kunjungan sheila majid

Sujiwo mangkoenagoro, 37, menerima kunjungan sheila madjid, 23, di istana mangkunegaran, solo. sheila akan berpentas di gelora manahan, solo, disertai rombongan band dari malaysia. sheila dijamu makan bersama.

18 Juni 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA tamu duduk tertib di ~Balai Praci Mangkunagaran, Solo. Protokol Istana kemudian mengumumkan, "Para tamu yang terhormat, dengan mengalunnya lagu ini, Raja akan hadir di ruangan ini, silakan berdiri." Lagu itu bukan gending Monggang, seperti biasanya kalau Raja keluar. Yang terdengar, jangan kaget, lagu pop Antara Anyer dan Jakarta. Dengan gending itulah Mangkoenagoro Sudjiwo, 37 tahun, muncul didampingi kakaknya G.R.A.Y. Retno Satuti, yang juga Kepala Rumah Tangga Mangkunagaran. Raja kesembilan di Mangkunagaran ini mengenakan celana abu-abu. kemeja putih, dan dasi. Istana Mangkunagaran sudah ngepop? Memang, setidak-tidaknya hari itu, Sabtu dua pekan lalu, tatkala Mangkunagaran kedatangan penyanyi Sheila Madjid. Djiwo, demikian Mangkoenagoro ini tetap dipanggil, sengaja menyambut artis pop asal Malaysia itu dengan cara yang tak lazim. Sheila, 23 tahun, sampai tersentak heran. Kunjungan Sheila yang disertai rombongan band dari Malaysia itu untuk kulo nuw~un sebelum pentas di Gelora Manahan Solo malam harinya. Mereka dijamu makan. "Sri Paduka, saya amat mengagungkan makanan ini. Enak rasanya," kata Sheila memuji, ketika Djiwo menawarkan nasi liwet. Lalu Djiwo berjanji akan memberikan resep nasi khas Solo itu. "Bangsa kita bersahabat, 'kan? Kita lestarikan persahabatannya," ujar Djiwo. Sheila langsung menjawab, "Setuju, Paduka." Lalu artis yang lebih populer di Indonesia dibanding di negerinya itu mengobral janji pula. "Kami akan menciptakan lagu tentang Mangkunagaran. Tunggulah," kata Sheila. Di akhir jamuan, tuan rumah dan tamunya sama-sama memberi komentar kepada Kastoyo Ramelan dari TkMPo. "Sangat elok. Aku terpesona. Keluarga Raja amat baik budinya," ini kata Sheila. Sedang kata Djiwo, "Inilah diplomasi kebudayaan. Mengentalkan persahabatan Malaysia-Indonesia sesuai dengan program Mangkunagaran." Diplomasi nasi liwet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus