POPPY Dharsono bercerita tentang pakaian. Dalam suatu pesta di
Jakarta, dia pernah mengenakan baju malam seharga AS$ 400 buatan
Yves Saint Laurent. "Eh, ada juga yang pakai," katanya. Apakah
dia malu mengenakan baju yang sama yang dipakai perempuan lain?
"Malu sih enggak, cuma kurang sreg saja," jawabnya. Dan
tambahnya: "Saya ini disainer, jadi saya harus representatif."
Poppy kini telah mempunyai dua butik. Rencananya, dia akan buka
butik satu lagi di sebuah hotel di Hayamwuruk. Berbicara tentang
"kebijaksanaan Pemerintah 15 Nopember", Poppy berkata: "Kalau
naikkan harga, itu tak mungkin. Nggak sampai hati karena
menjelang Natal begini." Tukasnya lagi: "Hanya saja, kalau ada
kawan mau beli, dulu diberi korting, kini tidak bisa lagi." Dia
juga tidak mengurangi pegawainya yang jumlahnya sudah 20 orang.
Katanya lagi: "Untung sedikit tak apa, asal tidak berantakan."
Pembelinya yang terbanyak ketika menjelang Lebaran bulan
September lalu. Sesudah itu, tokonya agak sepi -- biarpun
sebelum 15 Nopember.
Poppy merancang sendiri baju-bajunya yang ada di butiknya.
Beberapa bahan dan perlengkapan harus dibelinya di Singapura
atau Hongkong.
Beberapa tahun yang lalu, Poppy pernah belajar di sinematografi
di LPKJ Jakarta. Tapi akhirnya dia kegaet jadi bintang film.
Filmnya yang pertama ialah Matinya Seorang Bidadari, bermain
dengan Rudy Hartono. Kemudian menyusul Pengantin Remaja dan Yang
Muda Yang Bercinta. Film yang terakhir ini, ada adegan tanpa
busana dari Poppy -- sedang lari dari belakang. Sensor telah
menggunting adegan polos ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini