RABU malam minggu lalu, seorang bekas Menteri Penerangan muncul
di teve. Dalam usia yang mendekati 67 tahun, uban telah memenuhi
kepalanya, keriput telah melipat-lipat raut mukanya. Tetapi dia
belum kehilangan semangat. Sebagai bekas Menteri? O, bukan.
Sebagai komponis. Maladi sempat diajak wawancara oleh Mus Mualim
yang memimpin acara "pencipta dan lagunya".
Di tahun-tahun 1942-1945, banyak sekali Maladi mencipta lagu.
Tapi ia dengan rendah hati bilang "Saya bukan komponis. "
Katanya "Bahkan saya tidak pernah berpretensi jadi komponis.
Saya hanya melukiskan situasi dan kondisi ketika itu saja. Kalau
tidak ada dorongan dari situasi luar, saya pasti tidak jadi
pencipta lagu."
Tapi lagunya umumnya "top", bukan karena dia Men-Pen, tapi
memang karena enak. Antara lain Solo Di Waktu Milam, Di Bawah
Sinar Bulan Purnama, Di Mana Gunung Berjumpa, Ombak Samudra, Di
Sela-sela Rumput Hijau.
Dalam mencipta lagu, anehnya Maladi tidak dibantu oleh peralatan
musik sebagai jamaknya banyak pencipta. Dia tidak mempergunakan
piano, gitar atau alat apapun. Pertama kali dia menciptakan
liriknya dahulu. Menyusul notasi (angka atau balok) yang
disesuaikannya dengan lirik. Melodinya diambil dari perasaan
yang muncul pada judul lagu.
Jabatan pertamanya, guru. Setamatnya dari Mulo di Sala, Maladi
kemudian melanjutkan di AMS B Yogya, kemudian mengajar di Mulo
Mardl Rahayu Sala. Lagu pertamanya berjudul Terompet Berbunyi,
yaitu mengajak para pemuda untuk tidak bercakar-cakaran. Di
zaman revolusi, dia masuk grup Divisi X Sala, dan pangkatnya
terakhir mayor. Tahun 1952-1962 dia jadi Menteri Penerangan,
kemudian sampai 1966 menjabat Menteri Olahraga. Selama 18 tahun,
1930-1948, dia dikenal sebagai penJaga gawang.
Nah, penjaga gawang ini mengeritik para pemain bola sekarang.
"Kini tampaknya lebih senang berkelahi dari pada olahraga,"
ujarnya. Tapi sebagai pencipta lagu juga dia mengritik.
"Anak-anak sekarang mencipta lagu belum menggambarkan wajah
Indonesia."
Lagu Maladi terakhir berjudul Jayawijaya, yang dibuatnya di
tahun 1946. Lagu ini menceritakan kisah Indonesia sejak zaman
Majapahit sampai Indonesia Merdeka. Dibuatnya lengkap dengan
narasi dan panjang lagu, 45 menit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini