Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Tak Putus Berolahraga

JENNIFER Bachdim seperti tidak bisa lepas dari olahraga.

1 Desember 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jennifer Bachdim -TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bermula dari balet dan senam saat menghabiskan masa kecil di Jerman, dia lantas menekuni yoga, pilates, dan, yang teranyar, olahraga berintensitas tinggi.

Jennifer, 31 tahun, tak putus berlatih saban Senin-Jumat di rumahnya di Bali. Setiap sesi latihan menghabiskan satu atau dua jam. Alih-alih jadi halangan, dua anaknya yang masih berusia balita ia ajak melakukan gerak badan bersama. Kadang si kecil digendong sebagai tambahan beban. Dia juga kerap mengajak suaminya, striker Bali United, Irfan Haarys Bachdim, berolahraga bersama. “Kami biasanya melakukan couple workout,” kata Jennifer di Jakarta, Kamis dua pekan lalu.

Dari semua latihan, Jennifer paling menyukai CrossFit—olahraga berintensitas tinggi yang memadukan beragam jenis gerakan, seperti senam, angkat beban, dan berlari. Alasannya, ia bisa meraih manfaat beraneka ragam latihan dalam waktu relatif singkat. Fashion blogger ini rajin membagikan video latihannya di YouTube.

Kalau Jennifer tidak berolahraga, ya, ngobrol soal olahraga. Saat bertemu dengan para supermodel—di antaranya Kendal Jenner, Gigi Hadid, dan Bella Hadid—di Victoria’s Secret Fashion Show di New York, Amerika Serikat, November lalu, misalnya, obrolannya tak lepas dari tip mengolah tubuh. Ternyata jawaban para model nomor wahid itu sama seperti yang selama ini Jennifer jalani. “Mereka workout dua kali sehari.”

 


 

-Dok. Humas Kemenpora

Siap Lahir-Batin

SABAN kali datang ke suatu acara, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi harus mempersiapkan diri lahir dan batin. Tidak sebatas memberikan sambutan atau tetek-bengek lain, ia juga kerap menghadapi berbagai tantangan spontan. Dalam peluncuran buku Happy Healthy Parenting di pusat kebugaran Rai Fitness di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Jumat dua pekan lalu, misalnya. Dia hendak kembali ke kendaraan saat sahibulbait, psikolog Novita Tandry, mengajaknya beradu kuat push-up.

Darah Madura Imam tertantang. Tanpa ba-bi-bu, pria 45 tahun itu langsung menelungkup di matras. Namun entakan Imam terhenti di hitungan keenam. Sedangkan Novita melanjutkan tantangan push-up itu sampai lebih dari hitungan kesepuluh. “Belum pemanasan. Makanya saya kalah,” kata Imam kepada Tempo, diikuti derai tawa, Selasa pekan lalu.

Sepanjang ada kesempatan, politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu menyanggupi berbagai permintaan warga, dari foto bareng sampai hal yang nyeleneh. Misalnya, ketika Imam menjamu komunitas You-Tuber, Noinsom, di rumah dinasnya, pekan lalu, tamunya menodongnya berakting sebagai korban pemalakan preman kampung. “Semuanya full improvisasi,” ucap Imam. Tidak capek dikerjain terus? “Yang penting masyarakat senang.”

 


 

-ANTARA/Arif Firmansyah

Bukan Penggembira

Olahraga lari sepertinya tak terpisahkan dari Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, 44 tahun. Ia mengaku masih sempat lari pagi sebelum menjalani aktivitas pemerintahan di Balai Kota Bogor. “Masih lari tiga kali seminggu,” ujarnya, awal November lalu.

Antusiasme Bima pada olahraga lari terlihat saat ia mendukung penuh Hendra Wijaya menggelar ultramaraton donasi untuk korban bencana di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah. Hendra, pelari maraton asal Kota Hujan, akan berlari sejauh 2.400 kilometer. Etape pertama dimulai di Bogor pada 17 November lalu dan finis di Lombok pada 1 Desember. Adapun etape kedua dijadwalkan dimulai pada 15 Desember di Makassar dan berakhir di Palu pada 23 Desember nanti. “Saya akan ikut berlari, tapi 20 kilometer saja,” kata Bima.

Bukan sekadar menjadi peserta penggembira, Bima pun pernah menggagas lari donasi alias charity run untuk korban gempa bumi di Lombok pada 2 September lalu. Ia berlari sejauh 10 kilometer mengitari jalur pedestrian Kebun Raya-Istana Bogor dengan 13 kali berganti kaus berlogo yang disediakan donatur. Duit yang terkumpul pada hari itu mencapai Rp 451 juta dari target Rp 300 juta.

Tidak cukup hanya melakoni sendiri, Bima pun getol mengajak warga kotanya berlari. Sebagai realisasi dari targetnya menyediakan fasilitas olahraga, khususnya lintasan lari, di setiap kecamatan di Bogor dalam tiga tahun, ia meresmikan lintasan lari Lapangan Sempur pada akhir Oktober lalu. “Kami ingin atletik, khususnya lari, menjadi primadona di Bogor,” ujarnya kala itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus