MBAK Pur, perawan tua anak Bu Broto dalam Losmen, kena batunya. Di televisi, ia suka nyeletuk dengan bahasa Jawa sepotong-sepotong. Di panggung Srimulat, Semarang, Sabtu dua pekan lalu, ia diberondong bahasa Jawa. "Aku ora ngerti, ngomong opo kowe", saya tak tahu kalian bicara apa. Tapi tetap saja para penyamun ngomong Jawa, dan Mbak Pur lalu menyerah dengan terbengong-bengong. Penonton malah tambah gerr, menyaksikan pentas Srimulat dengan kisah Mbak Pur di Sarang Penyamun itu. Maklum, orang Yogya di televisi itu sebenarnya Minang asli, kelahiran Kumango, Batusangkar. Sebelum naik pentas, Ida Leman, ini nama sehari-harinya, sudah bilang kepada pemain Srimulat, ia tak bisa menangkap dan bicara Jawa seratus persen. Tapi itulah, Srimulat, apalagi di Semarang, memang lebih merangsang dengan bahasa Jawa. Tak cuma soal Jawa, tapi popularitas Mbak Pur juga mengganggu Ida. Rio, anak tunggalnya, kepingin punya adik. Ini tentu soal mudah, cuma "Bagaimana, dong, nanti losmen, masa Mbak Pur perawan tua tiba-tiba bunting."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini