ADA banyak cara untuk menunjukkan kesetiaan atau yang semacam
itu. Misalnya, ketika T.H.M. Gobel mendapat serangan jantung di
tengah acara rapat dan makan-makan di rumahnya, 9 Februari lalu.
Tiba-tiba keempat direktur perusahaannya mengeluarkan sebuah
surat keputusan. Isinya: pemberlakuan piket secara bergiliran
bagi para direktur dan staf PT Natinal Gobel, PT Met & Gobel,
PT Gobel Darma Nusantara dan PT Padi Traktor.
Jumlah yang kena piket tak kurang dari 70 orang. Mereka, dengan
penuh pengabdian, menjaga Sang Bapak di luar kamarnya, di RS
Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ketika pengusaha yang juga anggota
DPR itu masih ditempatkan di bagian ICCU, penjaganya empat
orang. Masing-masing enam jam. Ini berlangsung dua pekan.
Sesudah itu sampai pekan lalu, yang menjaganya di Paviliun Astra
V cukup dua orang saja.
Itu dimaksudkan juga "supaya bisa menjaga Pak Gobel
beristirahat," ujar S. Harun, salah seorang manajer di PT
National Gobel yang sedang giliran jaga. Itulah, para piket itu
berfungsi sebagai penolak tamu. Hanya rekan dekat yang
diperbolehkan menjenguk. Dan hanya para staf yang mengetahui,
siapa teman dekat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini