INI nyanyian~ bukan teriakan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang. Mini-mini-mini-mini oh mini/Sana-sini memakai mini oh mini/Kaki panjang badan bodi oh mini. Yang menyanyikan lagu ini penciptanya sendiri, Titiek Puspa, nenek empat cucu. Inilah tips untuk pemakai mode pakaian yang memamerkan paha mulus. "Yang pantes pakai mini itu perempuan yang kakinya panjang~ dan badannya bagus, atau istilah anak muda sek~arang badannya bodi," kata Titiek. Kalau tak punya syarat itu, mbok tahu diri. Soal rok mini bukan sekali ini memberikan inspirasi pada Titiek. "Tahun 1970-an, jaman Al~i Oslan, saya sudah pernah mengarang lagu Mini," ujarnya. Bedanya, sekarang judulnya ditambah Si, dan Titiek menyanyikannya dengan memakai rok maksi. "Dulu saya memakai rok mini dari bahan renda. Panjangnya setengah paha, ujungnya kiwir-kiwir tidak dijahit. Terus di kakinya dipasang stock~ing jala yang tebal. Wah, pokoknya panas," katanya. Sekarang Titiek sudah tidak berani bermini. Bukan takut lantaran "tidak bodi", tapi ada faktor lain. "Wah, saya sudah tua, nenek kemay~u. Nggak pantas." Cucu-cucunya scndiri dibebaskan pakai mini atau midi atau maksi. Yang penting, Titiek merasa sudah memberi nasihat le~wat lagunya itu. Dengar, ujung lagu Si Mini. Baj~u boleh mini/Tapi kepandaian dan karya ~tidak boleh mini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini