SEMUA eks Pangdam telah diundang. Tapi karena kesibukannya, tak
semua bisa hadir. Termasuk Jenderal A. H. Nasution," ujar Kol.
Suratman, Ketua Panitia HUT ke 35 Kodam Vl Siliwangi. Pak Nas,
bekas Pangdam pertama, memang tak hadir pada perayaan 20 Mei di
Bandung itu.
Yang juga tak hadir -- dari ke-13 orang eks Pangdam - ialah
Brigjen Daan Yahya, Letjen D. Suprayoi, Briglen A.W.
Kawilarang, Brigjen A. Kosasih, Mayjen Ibrahim Adjie, Mayjen
A.W. Wahyu, dan Letjen Himawan Sutanto. Jadi, yang hadir cuma
lima orang: Brigjen (Purn) Abimanyu, 62 tahun, Brigjen (Purn)
Sadikin, 65 tahun, Letjen (Purn) H.R. Dharsono, 56 tahun, Letjen
(Purn) A.J. Witono dan Mayjen (Purn) Aang Kunaefi.
Abimanyu, Pangdam ke-3 yang oleh rekan-rekannya dijuluki
'Panglima Hutan' karena bergerilya terus (1949-1950),
dipersilakan memotong tumpeng. Dalam acara Riung Mungpulung
(reuni) seusai upacara resmi yang disambut pidato tertulis
Jenderal M. Yusuf.
"Sejak mata saya kurang awas, saya tak bisa tenis lagi. Padahal
dulu saya 'kan guru tenis," kata Abimanyu yang kini jadi
Komisaris PT Dharma Niaga. "Tanpa olahraga, rasanya badan cepat
menjadi tua, " sambung tentara yang pernah bertekad tidak akan
menikah sebelum Indonesia merdeka itu. Tapi, begitu merdeka dan
kawin, langsung ia beranak 10 orang.
Sedang Sadikin -- yang sejak 1966 jadi Direktur Bank
International Indonesia -- kecuali juga beranak 10, sudah
bercucu 11 orang. Ia termasuk yang selalu hadir pada setiap HUT
divisi yang pernah dipimpinnya itu. "Saya senang bertemu dengan
rekan-rekan lama," katanya.
Akan halnya H.R. Dharsono, sejak berhenti sebagai Sekjen ASEAN
dan Direktur PT Propelat, mengaku "sudah tidak bisa lagi
memasuki dunia bisnis. " Apa sebabnya, tak dijelaskan. Ayah enam
orang anak itu hanya menyebut, "kegiatan saya sekarang, ya cuma
untuk menyambung-nyambung hidup saja. Daripada nganggur."
Barangkali, untuk itulah ia seminggu sekali perlu menyetir
sendiri mobilnya bolak-balik Bandung-Jakarta. "Habis, tak punya
hobi olahraga," katanya.
Dan Mayjen Yogie S.M. 52 tahun, Pangdam Siliwangi sekarang, yang
Juga Komandan Kopassandha, ketika ditemui TEMPO nampak
ogah-ogahan. "Ah, isin. Abdi mah urang kampung (Ah, malu. Saya
ini orang kampung)," katanya. Ia tak mau diwawancarai. "Engke
bisi terkenal . . (Nanti jadi terkenal) . . "
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini