Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Wim pindah anutan

Wim tomasoa menyatakan masuk agama islam setelah mengikuti perjalanan ke jeddah. tergugah setelah mendengarkan sejarah nabi ibrahim, nabi muhammad dan melihat umat islam melakukan ibadah. (pt)

27 November 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WIM Tomasoa -- setelah turut penerbangan perdana Garuda ke Jeddah bersama beberapa pejabat lainnya -- masuk Islam. Namanya kini jadi Wim Bahar Tomasoa. Gubernur Ali Sadikin dan nyonya gembira, sampai-sampai pekan pertama Nopember kemarin seusai sembahyang Jum'at mengadakan syukuran di rumah Gubernur, jalan Borobudur Jakarta. Bagaimana WIM -- yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai Protestan -- sampai ketarik akan Islam, ceritanya begini. Dalam perjalanan ke Jeddah, ketika rombongan kumpul-kumpul dan ngobrol tentang Nabi Ibrahim Nabi Muhammad dan juga tentang haji, hati Wim tergugah. Dilihatnya pula bagaimana umat Islam melakukan ibadah. "Ternyata isi injil sama dengan Al Qur'an. Hanya injil sudah banyak perubahan karena sudah banyak ditafsirkan dalam berbagai bahasa. Sedangkan Al Qur'an lebih orisinil karena masih tetap memakai bahasa Arab". Wim sendiri, tidak faham bahasa Arab. Niatnya ini kemudian diutarakan pada para undangan yang ada di Jeddah. Salah seorang kemudian berkata pada Wim: "Saudara Wim harap bersungguh-sungguh. Janganlah masuk Islam hanya karena melihat dari luarnya. Tapi masuk Islam karena Allah". Wim menjawab pendek: "Insya Allah". Wim kemudian masuk Islam,dalam suatu upacara sederhana. Kembali ke Jakarta, kakak perempuan Wim kaget. Wim kemudian berjanji pada sang kakak bahwa dia akan tetap membantu menyelenggarakan pesta dan upacara Kristen di lingkungan keluarganya. Orang yang memberi selamat Wim ini banyak yang menganjurkan agar Wim cepat menikah. Jawabnya: "Saya kepengin cepat nikah, soalnya belum dapat yang cocok". Masalah lain: sunat. Sebagai muslim tentunya Wim harus disunat. "Tapi dokter pribadi saya menganjurkan saya jangan sunat dulu. Ditunda. Sebab kalau sunat sekarang, bisa membahayakan penyakit jantung saya". Dia juga rajin sembahyang. Paling rajin sembahyang subuh, sedangkan untuk sembahyang lohor, karena kesibukan kantor, sering tidak dilakukannya. Sudah punya koleksi sekitar 30 buku tentang Islam "pelan-pelan sekarang sedang saya pelajari. Sekarang saya belajar sembahyang dalam hal geraknya dulu. Doanya, saya masih memakai apa yang saya bisa saja. Tentu doa lewat bahasa Indonesia". Haji kecil Wim ini niatnya tahun depan betul-betul akan berangkat menunaikan rukun Islam yang kelima.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus