WIM Tomasoa -- setelah turut penerbangan perdana Garuda ke
Jeddah bersama beberapa pejabat lainnya -- masuk Islam. Namanya
kini jadi Wim Bahar Tomasoa. Gubernur Ali Sadikin dan nyonya
gembira, sampai-sampai pekan pertama Nopember kemarin seusai
sembahyang Jum'at mengadakan syukuran di rumah Gubernur, jalan
Borobudur Jakarta.
Bagaimana WIM -- yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai
Protestan -- sampai ketarik akan Islam, ceritanya begini. Dalam
perjalanan ke Jeddah, ketika rombongan kumpul-kumpul dan ngobrol
tentang Nabi Ibrahim Nabi Muhammad dan juga tentang haji, hati
Wim tergugah. Dilihatnya pula bagaimana umat Islam melakukan
ibadah. "Ternyata isi injil sama dengan Al Qur'an. Hanya injil
sudah banyak perubahan karena sudah banyak ditafsirkan dalam
berbagai bahasa. Sedangkan Al Qur'an lebih orisinil karena masih
tetap memakai bahasa Arab". Wim sendiri, tidak faham bahasa
Arab.
Niatnya ini kemudian diutarakan pada para undangan yang ada di
Jeddah. Salah seorang kemudian berkata pada Wim: "Saudara Wim
harap bersungguh-sungguh. Janganlah masuk Islam hanya karena
melihat dari luarnya. Tapi masuk Islam karena Allah". Wim
menjawab pendek: "Insya Allah". Wim kemudian masuk Islam,dalam
suatu upacara sederhana. Kembali ke Jakarta, kakak perempuan Wim
kaget. Wim kemudian berjanji pada sang kakak bahwa dia akan
tetap membantu menyelenggarakan pesta dan upacara Kristen di
lingkungan keluarganya.
Orang yang memberi selamat Wim ini banyak yang menganjurkan agar
Wim cepat menikah. Jawabnya: "Saya kepengin cepat nikah, soalnya
belum dapat yang cocok". Masalah lain: sunat. Sebagai muslim
tentunya Wim harus disunat. "Tapi dokter pribadi saya
menganjurkan saya jangan sunat dulu. Ditunda. Sebab kalau sunat
sekarang, bisa membahayakan penyakit jantung saya". Dia juga
rajin sembahyang. Paling rajin sembahyang subuh, sedangkan untuk
sembahyang lohor, karena kesibukan kantor, sering tidak
dilakukannya. Sudah punya koleksi sekitar 30 buku tentang Islam
"pelan-pelan sekarang sedang saya pelajari. Sekarang saya
belajar sembahyang dalam hal geraknya dulu. Doanya, saya masih
memakai apa yang saya bisa saja. Tentu doa lewat bahasa
Indonesia". Haji kecil Wim ini niatnya tahun depan betul-betul
akan berangkat menunaikan rukun Islam yang kelima.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini