TEMPO.CO, Yogyakarta - Tiga korban luka akibat aksi penyerangan di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta pada Minggu pagi kemarin, 11 Februari 2018, hingga kini masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Serangan oleh pelaku bernama Suliyono, warga Banguwangi, saat misa sedang berlangsung di Gereja St Lidwina Minggu pagi kemarin mengakibatkan empat orang luka, termasuk Romo Prier yang memimpin jalannya misa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketiga korban yang masih dalam perawatan intensif yakni Romo Karl Edmud Prier, Budijono, dan Martinus. Selama menjalani perawatan di rumah sakit, korban luka dijaga secara ketat oleh aparat gabungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Uskup Agung Semarang dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pun langsung menyambangi Rumah Sakit Panti Rapih guna melihat kondisi korban luka.
Uskup Agung Semarang Robertus Rubiyatmoko usai menjenguk para korban mengatakan, meski perlu mendapatkan tindakan operasi, seluruh korban saat ini dalam kondisi sudah membaik dan mampu berkomunikasi. Namun pasien dirawat di ruangan terpisah sesuai dengan kondisi pasien.
Pihaknya berharap agar pelaku kekerasan di Gereja St Lidwina tersebut dapat segera diproses secara hukum hingga tuntas.
Sementara itu, Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY, Sri Sultan Hamenngkubuwono X yang juga menjenguk korban di Rumah Sakit Panti Rapih, mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan tindakan yang menyebabkan jatuhnya korban luka dengan sayatan pedang.
Gubernur Yogyakarta juga menilai aksi penyerangan saat ibadah misa berlangsung merupakan perbuatan yang keji dan tidak sesuai dengan karakter masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pihak pemerintah DIY sendiri mengimbau kepada masyarakat khususnya Yogyakarta untuk tidak mudah terprovokasi dengan pemberitaan yang tidak jelas sumbernya.
Terkait kejadian tersebut, pemerintah DIY juga menegaskan agar keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam menjalankan ibadah dapat menjadi tanggung jawab bersama.?
Jurnalis Video: Hand Wahyu
Editor: Ngarto Februana