Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara

<font face=arial size=2 color=#ff9900>Indra Bakrie:</font><br />Samin Tan Orang Terakhir

19 Maret 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lahir:
Jakarta, 26 April 1954

Pendidikan:
MBA, University of Southern California, Amerika Serikat, 1976

Karier:

  • Per 26 Maret 2012:
  • Co-chairman Bumi Plc (London)

    2011-sekarang:
    Chairman Bumi Plc

    2004-2011:
    Wakil Presiden Komisaris Bakrie Group of Companies

    1997-2000:
    Presiden Komisaris PT Bakrie & Brothers

    1992-1997:
    Komisaris PT Bakrie & Brothers.

    Samin Tan:
    Kami Bukan Boneka Bakrie

    Lahir:
    Teluk Pinang, Riau, 3 Maret 1964

    Pendidikan:
    Akuntansi, Universitas Tarumanagara, 1986 (tidak selesai)

    Karier:

  • Per 26 Maret 2012:
  • Chairman Bumi Plc (London)

    2007-2011:
    Presiden Direktur PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk

    2002-sekarang:
    Renaissance Capital Asia (pemilik)

    1998-2002:
    Deloitte Touche (mitra)

    1987-1998:
    KPMG Hanadi Sudjendro & Rekan (mitra)

    Bila tak ada aral, dalam sepekan ke depan, Samin Tan dan Indra Bakrie resmi berbagi peran memimpin Bumi Plc—raksasa pertambangan Indonesia yang tercatat di London Stock Exchange sejak Juli 2010. Bumi lahir dan tumbuh diiringi sejumlah kontroversi. Namun Samin Tan menegaskan, dia hanya memegang satu fondasi: konsiderasi bisnis. Dan dalam penilaiannya, "Bumi adalah salah satu aset pertambangan terbaik di dunia," ujarnya kepada Tempo.

    Samin Tan, 48 tahun, Presiden Direktur PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk, mengakui aspek pertemanan—Samin Tan dan Nirwan Bakrie adalah sahabat lama—turut memperkuat keputusan ini. "Kami bersahabat baik sekali, bahkan melebihi saudara," kata Samin.

    Sebelum ditempati Samin, posisi chairman Bumi Plc dipegang Indra Bakrie, 58 tahun—didampingi Nathaniel Rothschild sebagai co-chairman. Rothschild, 41 tahun, datang dari keluarga perbankan yang masyhur di Inggris. Sejak 2010, Rothschild bersama Kelompok Usaha Bakrie membangun Bumi Plc melalui hasil pertukaran saham Vallar Plc dan PT Bumi Resources Tbk.

    Kontroversi muncul tatkala nama baron bisnis dari London ini dicoret dari kursi co-chairman. Kondisi memanas sekitar enam bulan, setelah surat Rothschild bertajuk "pembersihan besar-besaran" yang mengkritik pengelolaan Bumi Resources—yang dia pandang tidak transparan—bocor ke media massa internasional pada November 2011.

    Di saat hampir bersamaan, Samin Tan muncul. Orang terkaya ke-28 di Indonesia versi Forbes 2011 ini pemilik Borneo, perusahaan terbuka pertambangan dengan reputasi tanpa utang. Samin setuju urun US$ 1 miliar (sekitar Rp 9 triliun) untuk membeli separuh dari 47,6 persen saham Bakrie di Bumi Plc.

    Transaksi kilat—dimulai awal Oktober 2011, kesepakatan terbuhul dalam sebulan saja—itu membuat pelaku pasar modal serta-merta memicingkan mata. Banyak yang berspekulasi, duit Samin adalah uang Bakrie juga. Rumor pun beredar bahwa masuknya Samin ke Bumi Plc tak lebih dari "mainan" baru Bakrie menghadapi Rothschild.

    Apa sesungguhnya yang terjadi di balik transaksi jumbo tersebut?

    Menjawab semua pertanyaan itu, Samin Tan dan Indra Bakrie memberikan wawancara khusus bersama kepada wartawan Tempo Agoeng Wijaya, Nugroho Dewanto, Sutji Decilya, Istiqomatul Hayati, dan Hermien Y. Kleden. Juru foto Aditia Noviansyah melengkapinya dengan pemotretan.

    Perbincangan berlangsung dua jam lebih di kantor Borneo, Menara Danamon lantai 15, Jakarta Selatan, dikawani kopi panas serta kudapan tradisional. Samin dan Indra bergantian menghadapi rentetan pertanyaan dengan serius sekaligus rileks—dan memberi tiga catatan off the record.

    Bagaimana cerita di balik bergabungnya Borneo dan Bumi Plc serta perkenalan Samin Tan-Bakrie?

    Samin Tan: Kami ini asalnya akuntan dan konsultan. Saat pertama kali Grup Bakrie masuk ke industri minyak dan gas, membeli blok Kondur atau Malacca Strait, kami konsultannya. Tapi waktu itu saya masih junior sekali. Perkenalan kedua terjadi saat krisis ekonomi 1997-1998. Kami satu dari empat firma akunting besar yang banyak diminta membantu restrukturisasi utang sejumlah perusahaan Indonesia. Itulah ronde kedua perkenalan saya dengan keluarga Bakrie, dan membuat kami menjadi sahabat dekat.

    Apa yang terjadi setelah itu?

    Samin Tan: Setelah keluar dari firma akunting, kami mendirikan Renaissance Capital sebagai advisory firm. Akhir 2004, kami mengubah model bisnis Renaissance­ menjadi investment firm. Saat itu capital kami kecil sekali, hanya US$ 2,7 juta (sekitar Rp 24,1 miliar dengan kurs Rp 8.934 per US$ pada 2004—Red.). Tentu saja tidak ada yang bisa kami lakukan bersama Bakrie dengan modal sekecil itu.

    Tapi persahabatan jalan terus?

    Samin Tan: Persahabatan jalan terus! Pada 2005, kami diberi kesempatan membeli KPC dan Arutmin (anak perusahaan Grup Bakrie, PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia—Red.). Karena alasan tertentu, the deal didn’t happen, but we continue to be friends, better friends. Orang mungkin berpikir kami bertengkar, menjadi musuh. Faktanya, kami menjadi sahabat yang lebih baik. Sampai kejadian kemarin, tatkala pinjaman Grup Bakrie terkait kepemilikan Bakrie di Bumi Plc ran into default dengan konsorsium kreditor yang dipimpin Credit Suisse.
    Indra Bakrie: Almost defaulted. It’s not defaulted yet.
    Samin Tan: Oh, maaf, belum default, tapi beberapa debt covenant kredit tersebut terlanggar. Kalau tak dibereskan, kredit tersebut akan menjadi default. Bakrie pun berupaya mencari opsi-opsi mengatasi masalah tersebut. Media melaporkan, mereka berbicara dengan beberapa investor potensial.

    Borneo calon investor potensial keberapa?

    Samin Tan: Kami datang paling akhir. Alhamdulillah, oleh persahabatan dan saling percaya, kami diberi kesempatan hingga akhirnya transaksi terjadi. So here we are today.

    Mengapa Grup Bakrie mau membawa orang baru ke level puncak kelompok usahanya?

    Indra Bakrie: Selama ini, Bakrie dikenal banyak meng-collect aset sampai menjadi aset yang bagus. Namanya bisnis, we have to exit somewhere. Kami harus punya partner. Kebetulan saat itu terjadi krisis di Eropa yang mengakibatkan saham Bumi Plc turun. Kami punya governance dengan lenders, against saham Bumi Plc untuk level tertentu, kami bisa default kalau kami enggak bayar. Saat itu kami memutuskan melepaskan sebagian saham dengan tujuan membantu kami keluar dari kesulitan. Banyak sekali yang tertarik. Ini memang aset bagus. Orang terakhir yang berbicara sama kami adalah Samin Tan.

    Kenapa dia yang dipilih?

    Indra Bakrie: Dari semua (investor potensial—Red.) yang datang, tak ada satu pun perusahaan Indonesia. Kami bukan tak ingin membuka pintu keluar, tapi aset terbesar Bumi Plc adalah mining di Indonesia. Alangkah baiknya bagi Indonesia dan Bakrie melaksanakan mining di Indonesia. Kalau tambang kami ada di Australia atau Afrika, keputusannya mungkin berbeda. Akhirnya kami pilih orang Indonesia, yang kami sebut Indonesia Inc. Yang kami cari adalah championing Indonesia in the world map, bukan championing Bakrie.

    Mengapa Borneo, yang tanpa utang, mau ikut satu kelompok usaha yang disebut-sebut banyak problem dan membuat harga saham Anda turun?
    Samin Tan: Alasan utama kami adalah kualitas fundamental aset Bumi Plc, yang menurut saya tak ada duanya. Suka atau tidak, KPC salah satu yang terbaik di dunia, bukan hanya di Indonesia. Juga Arutmin dan Berau. Faktor lain, saya dan Bakrie berteman baik dan itu tidak perlu dirahasiakan. Kami saling percaya dapat bekerja sama dalam situasi apa pun untuk mencari solusi masalah bersama-sama.
    Indra Bakrie: Saat peluncuran Bumi, saya menyampaikan bahwa ada persepsi masyarakat bahwa kami, di dalam Bakrie, ada banyak masalah. Bagaimana meluruskan persepsi ini, belum kami kerjakan, sehingga orang luar melihat ada masalah. Sebagai pengusaha, kami selalu berpendapat, kalau punya bisnis yang enggak ada masalah, enggak usah berbisnis. Kita taruh uang di bank, kita tidur. Di bank pun ada risiko.

    Bagaimana bentuk deal bisnis Borneo-Bakrie?

    Samin Tan: Kami bersama mengelola aset ini, saling mengisi kekurangan dan kelebihan.
    Indra Bakrie: Profit, anytime, bisa kami bagi. Tapi, kalau power, enggak bakal bisa dibagi. Selama saya menghormati chairman, chairman akan balik menghormati saya. Kalau mau berkembang, kita harus dibantu. Ini yang ingin kami bentuk: Bakrie is not family name anymore.

    Ada opsi Bakrie untuk buy back saham Samin di Bumi Plc?

    Samin Tan: Tidak ada. Waktu kami mulai bicara Oktober lalu, opsi yang ditawarkan Bakrie adalah kami masuk dalam US$ 500 juta sebagai convertible bond. Artinya, kalau kami tidak suka apa yang kami lihat, US$ 500 juta ini akan dikembalikan ke kami dengan apa pun economic yang disetujui.

    Apa respons Anda?

    Samin Tan: Kami bukan fund manager atau investor finansial. Kami strategic investor, jadi kalau kami masuk, ya, kami masuk dengan apa pun kemungkinan terburuk. Enggak pernah ada tawaran beli kembali. Tawaran by stages, yes. Tapi waktu itu langsung saya bilang tidak.
    Indra Bakrie: Kalau kami sudah mulai memasukkan Samin ke dalam partnership, berarti kami sudah siap membuka diri. Waktu belum IPO (penawaran saham perdana), kami mau ngapain enggak jadi masalah. Tapi sudah kami buktikan bahwa kami melakukan IPO dan transparan, apalagi dengan partner cukup besar.

    Sebelumnya ada Nathaniel Rothschild, dan dia mengkritik Bakrie. Apakah ini alasan mencari partner lain?

    Indra Bakrie: Hubungannya dengan Samin Tan tidak ada sama sekali. Samin adalah seseorang yang membantu kami yang sedang kesulitan di dalam funding. Bukannya kita mau berantem, lalu mencari teman.

    Soal Nathaniel Rothschild. Waktu itu Bakrie mengirim surat permohonan rapat umum untuk mendepak dia. Mengapa?

    Indra Bakrie: Surat itu bukan permintaan resmi untuk (mendepak) Rothschild. Untuk mendapatkan board yang solid, beberapa orang harus keluar. Jadi, it’s not about Rothschild, it’s about management of the company.

    Atau ini strategi agar Nat Rothschild tidak semakin ”liar” di media massa?

    Indra Bakrie: Apa yang dibicarakan Nat (dalam suratnya—Red.) itu ada di prospektus. Kalau dia mau bicara itu, enggak jadi masalah buat saya, itu ada di public domain. Kalau itu buat dia masalah, mengapa waktu itu terjadi deal-nya? Dulu sebelum krisis, dia, Vallar dalam hal ini, perlu banget memiliki Bumi Resources. Setelah itu, dia anggap ini terlalu mahal. Inilah yang dikeluarkan. Buat kami terserah, pada waktu itu sudah due diligence, tak ada masalah lagi. Tidak ada niat bagi saya atau Samin untuk menendang Nat. Kalau (dia) mau jadi board, jadilah board yang cantik. Kalau mau jadi activist investor, jangan berada di dalam board.

    Mengapa rapat itu dibatalkan?

    Indra Bakrie: Kami punya direktur independen yang betul-betul independen. Mereka punya visi bahwa melaksanakan rencana itu tidak baik untuk perusahaan. Saya dan Pak Samin, setelah mendapat berbagai alasan, setuju bahwa jika ingin mengganti, tidak melalui rapat itu. Jadi pembatalan itu bukan ada intervensi siapa pun, melainkan dari independent director.

    Oke, dia tak ditendang, tapi bukan lagi co-chairman. Apakah Rothschild mendapat posisi baru?

    Indra Bakrie: Maaf, bukan posisi baru. Kesepakatan kami waktu bersama Nat dulu, dua pemegang saham terbesar memegang posisi chairman dan co-chairman.

    Bagaimana Anda memperlakukan substansi kritik Nat bahwa Bumi Plc tidak transparan?

    Indra Bakrie: Itu semua sudah ada programnya dan disetujui oleh rapat direksi.
    Samin Tan: Waktu kami melakukan due diligence, poin-poin ini (soal utang-piutang afiliasi Bumi dan lain-lain) juga kami temukan. Tapi kan kami tak mungkin teriak-teriak di jalanan. Kami membahasnya, kami bersepakat bagaimana menghadapi isu-isu ini. Nah, kami tinggal tunggu saja.

    Bagaimana pertemuan di London dengan Rothschild? Rujuk?

    Samin Tan: Pertemuan dua setengah jam itu pada dasarnya perkenalan karena saya belum pernah ketemu dan berbicara dengan dia. Lalu dia menanyakan tujuan dan misi kami serta melontarkan alasan kenapa dia melakukan hal-hal yang telah dia lakukan.

    Ada kecurigaan dari dia bahwa Anda berpihak ke Bakrie?

    Samin Tan: I don’t get that one. Kami membayar US$ 1 miliar dalam bentuk cash. It was a real transaction. Saya percaya dia meyakini itu. Bahwa ada kecurigaan, saya tak melihat itu. Mungkin di hatinya ada. Namanya manusia. Apalagi saya dan Bakrie sama-sama orang Indonesia.

    Jadi, uang US$ 1 miliar yang disetorkan ke Bumi Plc dari Borneo atau dari bank?

    Samin Tan: Kami pinjam dari Standard Chartered sebagai single lender to the financing. Kenapa single lender, karena kami butuh cepat dan harus rahasia karena kami ingin deal-nya sukses. Informasi tentang adanya deal ini tidak boleh bocor. Debitornya Borneo Tbk.

    Jaminan pinjaman kepada Standard Chartered itu saham Borneo atau Bumi Plc?

    Samin Tan: Borneo. Saham yang kami beli di Bumi Plc, meski strukturnya melalui joint venture (Borneo-Bumi dan Bumi-Borneo—Red.), tak dijaminkan sama sekali ke bank.

    Mengapa harus ada joint venture?

    Samin Tan: Itu ide datangnya dari saya. Bakrie awalnya menawarkan, kalau mau masuk, beli saja saham Bumi Plc yang dimiliki Bakrie. Tapi kami tidak mau, karena kami memang ingin patungan. Kami ingin yakinkan, ke depan, dalam rangka Bumi ini selalu bersama-sama Bakrie.

    Jadi ini strategi agar Samin-Bakrie langgeng?

    Samin Tan: Substansinya benar. Banyak hal dalam hidup ini tak bisa direncanakan. Kalau kita mengistilahkan adanya perkelahian antara Bakrie dan Nat, saya yakin itu tidak direncanakan sebelumnya. Nah, kami ingin menghindari itu. Kami tidak mau, dan ini sudah saya sampaikan kepada Pak Indra atau Pak Nirwan, jangan sampai gara-gara bisnis persahabatan kami hilang.

    Ada spekulasi beredar bahwa duit itu punya Bakrie juga….

    Samin Tan: No! I swear in the life of my mother, ha-ha-ha….
    Indra Bakrie: Kalau Samin bilang, ya, pinjam duit Bakrie, alhamdulillah, ha-ha-ha…. Kalau saya atau Pak Nirwan bisa ngatur seperti itu, saya orang paling bahagia di dunia hari ini, ha-ha-ha….
    Samin Tan: Saya kira poinnya adalah banyak yang mengira kami just the toy of Bakrie. Itu persepsi banyak orang. Saya mengerti kenapa ada yang mengira seperti itu.

    Kenapa?

    Samin Tan: Karena siapalah kami. Even today kami hanya perusahaan kecil. Sah-sah saja orang berskenario demikian. Poin saya untuk menjawab kawan-kawan yang selalu berprasangka demikian, what does Bakrie not have that we have? Bakrie has everything, why do they need me? Kenapa perlu saya sebagai toy mereka? Orang banyak berpendapat demikian karena memang kami bukan siapa-siapa. Kami hanya ingin melakukan hal yang benar. Jadi, silakan saja. Orang Inggris bilang, ”I swear in the life of my mother.”
    Dalam bahasa kami, enggak selamat seribu turunan, ha-ha-ha….

    Jadi, apa yang tidak dimiliki Bakrie?

    Indra Bakrie: Sebetulnya pertanyaannya terbalik, ha-ha-ha…. Apa yang Samin enggak punya? Fully leverage makanya dia butuh kami.
    Samin Tan: Serius. Enggak selamat seribu keturunan kalau kami cuma jadi boneka Bakrie.

    Ada kabar bahwa Bakrie kesulitan meminjam uang dari bank mana pun. Komentar Anda?

    Indra Bakrie: Pada waktu Bakrie kesulitan pinjam uang ke bank, semua orang juga kesulitan, bukan hanya Bakrie, karena pada waktu itu ekonomi kesulitan. Pada waktu ekonomi membaik, bisnis berjalan kembali, itu enggak sulit. Jadi, ini tren ekonomi. Yang paling kami takutkan adalah satu, semua orang bertumbuh, tapi Bakrie enggak.

    Berapa nilai aset Bumi Plc saat ini?

    Indra Bakrie: Untuk tahun ini, hampir 2 miliar pound sterling, untuk market cap. Yang dipegang Bumi Plc adalah saham-saham Berau dan Bumi Resources. Kami hanya bisa bicara market cap, dan bukan aset.

    Apa yang akan berubah setelah Anda menjadi chairman bisnis raksasa ini?

    Samin Tan: Hidup kami tidak akan berubah, tetap seperti biasa.

    Termasuk tetap merokok Marlboro Lights?

    Samin Tan: I hope not.
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus