Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lausanne - Para peneliti dari Laboratory of Cryospheric Sciences dan Swiss Federal Institute for Snow and Avalanche Research telah menjelaskan bagaimana longsoran terbentuk dan terjadi melalui model animasi 3D.
Baca: Rooster Teeth Bikin Dana Pengembangan Pencipta Animasi Rp 36 M
Baca: Festival Animasi Animix Tel Aviv ke-18 Digelar, Simak Keseruannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan bantuan ahli pemodelan 3D (beberapa di antaranya bekerja untuk Disney dalam mensimulasikan salju di film animasi Frozen), mereka menciptakan model animasi 3D longsoran yang akurat dan realistis, yang dapat membantu memprediksi longsor di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kombinasi simulasi 3D, data ilmiah, dan observasi lapangan menyebabkan lahirnya model longsoran lempengan salju (snow slab avalanche) yang akurat ini. Jenis longsoran snow slab avalanche tersebut sangat berbahaya, sering tidak terprediksi, dan salah satu peristiwa yang kompleks.
Longsoran ini terjadi ketika lapisan salju tidak stabil, yaitu adanya lapisan salju yang lemah di bawah lapisan salju tebal. Pemicu kecil, seperti orang yang bermain ski atau berjalan di atas salju, dapat menyebabkan retakan besar yang terbentuk di lapisan atas tumpukan salju.
Model animasi simulasi 3D dari longsoran ini dilihat saat salju menjadi cair maupun padat. Ketika pemicu menyebabkan retakan di lapisan salju, retakan tersebut menyebar dengan cepat dan salju berbentuk padatan. Namun, retakan yang menyebar menyebabkan lapisan lapisan salju yang lemah runtuh. Lapisan atas yang berat (lempengan) kemudian dilepaskan dan meluncur turun, dan kemudian berbentuk seperti cairan.
Para peneliti menggunakan teknik yang disebut Material Point Method untuk memodelkan longsoran salju, yang sebelumnya digunakan untuk menganalisis perilaku objek bergerak. Teknik ini juga digunakan untuk mengembangkan algoritma "Matterhorn", yang menciptakan simulasi salju. Contoh simulasi tersebut dapat dilihat dari salju di film Frozen, Disney.
"Selain memperdalam pengetahuan kita tentang bagaimana salju berperilaku, proyek ini dapat memungkinkan [kita] untuk menilai ukuran potensi longsoran salju, jarak runout, dan tekanan pada setiap rintangan di jalur longsoran salju lebih akurat," kata pemimpin penelitian Johan Gaume dari Laboratory of Cryospheric Sciences dan Swiss Federal Institute for Snow and Avalanche Research.
Simak artikel lainnya tentang animasi di kanal Tekno Tempo.co.
DAILY MAIL | ZME SCIENCE | FARAH DIBAJ