BIMBO dan Charles Bronson duduk berdekatan. Sesekali mereka mengobrol. Entah apa yang dibicarakan, musik atau film - habis, memakai bahasa lidah. Bersama puluhan pasien lain, mereka antre diperiksa dokter. Kabarnya, ada indikasi kuat Bimbo dan Bronson bisa menularkan rabies, penyakit anjing gila. Aneh? Bimbo dan Bronson terhitung penduduk Karangsari, Kecamatan Semin, Gunungkidul, DIY. Nama mereka memang lebih mentereng dari nama penduduk daerah tandus itu - seperti Saliyem atau Dalimin. "Saya suka Bimbo. Saya kenal lewat radio," ujar Saliyem sambil menepuk-nepuk pundak Bimbo. Sedang Dalimin memanggil teman serumahnya Charles Bronson "karena ia kuat dan jantan." Nama-nama asing itu mulai bertebaran di Gunungkidul sekitar tahun 70, ketika televisi dan radio mulai akrab dengan penduduk. Juga dengan banyaknya orang merantau ke kota besar - sebagai penjual bakso, misalnya. Maka, selain Bimbo dan Charles, ada lagi, misalnya, Nelly, Janggo, Smith, Lessy. Saya iri, Dalimin punya Bimbo," ujar Wagiran, yang lalu mengganti nama penjaga sawahnya, dari Codet ke Montekarlo. Kini jangan kaget bila terdengar panggilan di Gunungkidul: "Janggo!... Janggo!..." Atau, Bronson!... Bronson!" Dan jawabannya, Guk!... guk!... guk!..." Benar. Pertengahan Desember lalu, mereka ramai-ramai divaksinasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini