Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

'Diary' Hitam di Bumi Seribu Pulau

8 Maret 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

12 Desember 1998

Desa Wailete. Bentrokan antara pemeluk agama Islam (Desa Wailete) dan Kristen (Desa Hative Besar). Beberapa rumah penduduk Wailete terbakar. Konon, penyebabnya sepele. Dalam sebuah pesta perkawinan, seorang anggota ABRI dari Batalyon Infanteri 733 Lintas Udara berdansa dengan tetap memakai topi, yang menyalahi adat setempat. Saat sang prajurit ditegur, terjadi perkelahian yang berbuntut kerusuhan.

14 Januari 1999

Dobo, Maluku Tenggara. Betrokan antara pemeluk Islam dan Kristen, suku Bugis, Makassar, dan Ambon. Delapan orang tewas.

19 Januari 1999
(hari pertama Idul Fitri)

Batumerah Atas dan Batumerah Bawah, Kota Madya Ambon. Diawali perselisihan antara Jopie Saiya (sopir angkutan umum), warga Batumerah Atas, dan pemuda Batumerah Bawah. Dua jam kemudian, perselisihan itu merebak di Kota Ambon menjadi kerusuhan besar antara pemeluk agama Islam dan Kristen.

20-26 Januari 1999

Bandar Udara Pattimura tertutup untuk pesawat komersial.

21 Januari 1999

Di Saumlaki (Maluku Tenggara), Seram Barat, Xanana, meletus kerusuhan massal karena ekses Ambon.

22 Januari 1999

Di Ambon, warga muslim melakukan salat di masjid dijaga warga Kristen. Tapi, di tempat lain, pemeriksaan KTP di antara keduanya tetap berlangsung.

23 Januari 1999

Masih di Ambon, pukul 11.00 WIT, truk polisi yang mengevakuasi lima warga muslim dicegat warga Kristen. Polisi lari dan lima warga muslim tersebut tewas. Orang tak dikenal menculik seorang tentara hingga tewas.

28 Januari 1999

Kerusuhan merebak ke Pulau Haruku, Maluku Tengah. Amuk massa terjadi di Desa Kariu, Desa Pelau, dan Desa Ori. Tujuh belas orang tewas. Dari Haruku meluas hingga Saparua.

30 Januari 1999

Sejumlah senjata api laras panjang dan beberapa amunisi ditemukan aparat keamanan di dua rumah penduduk di Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah.

23 Februari 1999

Bom meledak di Kota Ambon. Ledakan pertama terjadi pukul 11.30 WIT. Ledakan kedua terjadi pukul 12.30 WIT. Sebanyak 30 rumah terbakar di Batumerah Dalam (asrama). Kawasan Batumerah dan Mardika tegang kembali.

25 Februari 1999

Korban penembakan di dalam gereja melapor kepada Komandan Polisi Militer Komando Resor Militer 174 Pattimura.

28 Februari-1 Maret 1999

Kesepakatan damai antara latupati (kepala desa), tokoh agama, pemuda, tokoh adat, serta camat Pulau Ambon, Pulau Haruku, Pulau Saparua, dan Pulau Nusa Laut di Markas Resor Militer 174 Pattimura. Baru beberapa saat kesepakatan damai tercapai, terjadi pembantaian lima orang sekeluarga di Dusun Ahuru, Desa Batumerah. Seorang anak berusia sembilan tahun selamat karena melarikan diri ke hutan.

Pukul 03.30 WIT, 200 orang dari Dusun Kolan Ahuru menyerang Dusun Rinjani. Dua orang tewas dan tiga luka berat. Saat salat subuh, tiga orang aparat kepolisian menembak tiga orang di (dalam) Masjid Muhajirin, Dusun Rinjani. Tapi kepolisian membantah. Insiden terjadi di luar masjid, dan posisi aparat hanya melerai perseteruan dua dusun itu.

3 Maret 1999

Sebelum Sidang Kabinet Bidang Politik dan Keamanan di Bina Graha, Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto memerintahkan Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol.) Roesmanhadi mengganti Kepala Kepolisian Daerah Maluku Kolonel (Pol.) Karyono Sm. Panglima ABRI memutuskan: mengirim satu brigade pasukan TNI Angkatan Darat dan satu batalyon Zeni Tempur (Zipur) Marinir ke Kota Ambon. Brigade pasukan TNI AD itu terdiri atas Batalyon 503 Situbondo dan Batalyon 413 Purworejo. Sedangkan Batalyon 431 Ujungpandang ditarik.

5 Maret 1999

Delapan petugas—dua di antaranya polisi—menembaki penduduk. Tujuh belas orang terkena tembakan, satu di antaranya meninggal

6 Maret 1999

Sekitar pukul 16.00 WIT, di Desa Galala, sebelah utara Kota Ambon, dua orang Bugis mati. Mayat dan mobilnya dibakar. Tiga jam kemudian, di Ambon, empat bom meledak di belakang Gereja Silo dan dua bom meledak di Batugajah.

WM, Mardiyah Chamim, Ardi Bramantyo, Setiyardi


Dan Buah Kerusuhan itu Adalah...

Korban Jiwa
Meninggal (sipil) 159 orang
Meninggal (ABRI) 2 orang
Luka berat (sipil) 213 orang
Luka berat (ABRI) 3 orang
Luka ringan (ABRI)7 orang

Harta Benda
Roda empat 34 unit
Sepeda motor 110 unit
Gereja 18 unit
Masjid 18 unit
Becak 423 unit
Rumah 3.544 unit
Kios 667 unit
Bank 2 unit
Pasar 5 unit
Toko 338 unit
Bioskop 1 unit
Sekolah 4 unit
Kantor pemerintah 11 unit
Hotel3 unit

Sumber: Penjelasan Kapolri
Jendral (Pol). Drs. Roesmanhadi, 3 Maret 199

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus