Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font face=arial size=2 color=#FF9900>Otto Cornelis Kaligis:</font><br />Ngapain Saya Atur Pelarian

22 Agustus 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam perkara Muhammad Nazaruddin, Otto Cornelis Kaligis adalah sebuah drama. Pria 69 tahun itu sempat ditolak menjadi pengacara Nazaruddin, walau belakangan memperoleh surat kuasa. Mendarat dari Singapura, Jumat malam pekan lalu, Kaligis mengatakan baru saja mengamankan "data-data mahapenting" milik Nazar di Negeri Singa. Kepada Anton Septian dan Fanny Febiana dari Tempo, ia menjawab tuduhan terlibat dalam pelarian kliennya.

Anda disebut mengatur pelarian Nazar?

Kalau ada yang bilang begitu, akan saya laporkan. Itu fitnah. Ngapain saya atur-atur. Jangan lupa, dia pergi itu bulan Mei, saya ditunjuk baru 16 Juni. Itu pun karena diminta.

Ketika itu, Anda di Amerika dan Nazar tengah berada di Dominika?

Dia SMS, tapi saya tak tahu dia di mana. Saya ke Amerika karena anak saya tinggal di Vancouver dan Los Angeles.

Soal wawancara Nazar di Skype?

Itu bukan saya yang suruh. Sama sekali. Waktu itu kan saya lagi di Amerika, dan saya lebih baik diam.

Bagaimana Anda menjadi pengacara Nazar?

Tanggal 16 Juni, saya disuruh menjadi pengacaranya. Saya ditelepon Nazaruddin. Itu setelah keluarga mereka kumpul semua.

Betulkah Albert Panggabean yang mengenalkan Anda dengan Nazar?

Siapa itu Albert Panggabean? Saya ditelepon Nazaruddin untuk jadi pengacaranya.

Soal Eng Kian Lim alias Gareth, betulkah ia pengacara Nazar di Singapura?

Gareth penasihat keuangan Nazaruddin dari New York.

Apa yang Anda lakukan di Bogota setelah penangkapan Nazar?

Setiba di sana, saya pergi ke kantor Interpol untuk ketemu dengan Nazar. Dia bilang, "Yang kubilang semua itu benar, OC. Kalau saya tertangkap, pasti terbongkar semua korupsi anggaran negara." Oke, tapi, kalau dia pulang, pasti disiksa. Terus dia bilang, "OC, tolong minta saya punya tas di Duta Besar."

Lalu?

Nazar sebenarnya sudah menulis permohonan asylum (suaka). Tanggal 10, Abelardo (Abelardo De La Espriella—pengacara Kolombia) sempat bilang ke Nazar, "Kalau kau teken asylum sekarang, besok jam 10 sudah keluar." Pasti dikabulkan karena Abelardo kan dekat dengan Jaksa Agung. Tapi, karena dipengaruhi, Nazar akhirnya bimbang. Dia enggak mau. Setelah dia dipindahkan ke penjara imigrasi, saya tak bisa bertemu.

Ketika itu hanya ada Anda dan Abelardo?

Tanggal 10 sekitar pukul 14.00, saya ketemu dengan Kolonel Gustavo, Kepala Interpol. Saya, Daniel, Gareth (Eng Kian Lim), dan Abelardo. Pukul 17.00, kami ketemu Nazar. Kami bilang (kepada Nazar), "Kalau you mau bebas, you teken ini." Pukul 19.00, Duta Besar datang. Nazar malah dikerangkeng. Tanggal 11, saya tulis surat kepada Duta Besar, "Anda pembohong."

Kenapa Anda marah?

Nazar titip tas ke Duta Besar. Bilangnya, besok akan dikembalikan. Tapi tak pernah dikembalikan. Dia menipu saya.

Duta Besar pernah meminta sesuatu ke Nazar?

Nazar itu orang baik. Duta Besar ngomong-nya manis sekali sama dia. (Jawaban Kaligis tak sinkron dengan pertanyaan—Red.)

Saat pulang, Anda berkukuh sebaiknya Nazar naik pesawat komersial?

Bukan. Saya punya strategi, tapi saya tak mau kasih tahu Anda.

Apa tujuan Nazar ke Kolombia?

Enggak tahu. Itu penasihat hukum di sana (Abelardo) yang tahu. Soal Nazar berangkat saya juga enggak tahu.

Kenapa Nazar sekarang bungkam?

Klien saya posisinya seperti Gayus Tambunan. Lihat saja Gayus. Ketika istrinya mau ditangkap, dia akhirnya diam. Sama, Nazar begitu. Dia seharusnya diperiksa kejaksaan. Biar adil.

Anda baru bertemu dengan pengacara Nazar di Singapura?

Saya ke Singapura untuk mengamankan data. Kenapa pakai pengacara Singapura? Karena saya bisa jadi sasaran tembak. Kalau data saya bawa ke sini, bagaimana kalau saya tiba-tiba digeledah dan datanya disita? (Jawaban kembali tak jelas—Red.)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus