Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENTERI Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto tahu persis bagaimana cara mengelola isu. Alih-alih menghindar dari kuli tinta yang mengejarnya dengan pertanyaan tentang sumbangan taipan Joko Tjandra kepada yayasan yang dipimpinnya, bekas Panglima TNI itu justru dengan senang hati memberikan penjelasan. Hanya perlu sebuah pesan pendek untuk mengatur wawancara dengan pria 59 tahun itu.
Yang menerpanya adalah isu gawat. Februari 2008, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian ini mengundang pejabat dan pengusaha dalam acara malam dana di Hotel Dharmawangsa, Jakarta. Ikut hadir Presiden Susilo Bambang, juga pengusaha Joko Tjandra, yang belakangan buron. Joko menyumbang US$ 1 juta kepada yayasan Djoko. Peneliti George Junus Aditjondro menuding yayasan itu salah satu organ Yudhoyono dalam mengumpulkan dana pemilu.
Ditemui di kantornya di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Rabu pekan lalu, Djoko menjelaskan semuanya. ”Saya tak kenal Joko Tjandra,” katanya kepada Arif Zulkifli, Budi Setyarso, Philipus Parera, dan Budi Riza dari Tempo.
Malam dana yang Anda adakan dihadiri juga oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ini yang memantik curiga bahwa Yayasan bekerja untuk tim kampanye SBY….
Jangan dikaitkan dengan Pak SBY. Beliau tidak ada kaitan dengan yayasan ini. Pada malam itu kami menggelar pertunjukan musik tradisional dengan mengundang para donatur. Saya, sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan, mengundang Pak SBY untuk hadir. Jadi, beliau hadir sebagai tamu.
Tapi pengurus Yayasan adalah orang dekat Presiden, dan beberapa di antaranya anggota tim sukses?
Saya dekat dengan Pak SBY karena teman satu angkatan di akademi militer. Rumah kami juga bertetangga. Kalau George Junus Aditjondro menyebutkan dana Yayasan mengalir ke tim kampanye, seratus ribu persen saya katakan salah.
Berapa dana yang didapat saat itu?
Sebelum pertemuan itu, sudah ada pertemuan kami dengan para pengusaha. Mereka setuju membantu. Malam itu adalah tanda terima kasih Yayasan kepada para donatur yang sudah berkomitmen membantu. Sekarang total kami mendapat sekitar Rp 100 miliar.
Salah satu penyumbang itu adalah Joko Tjandra. Kapan Anda menyadari duit Joko itu masuk?
Saya tahunya setelah ada pernyataan Pak Bibit Samad Rianto dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Ketika itu, saya masih di Los Angeles. KPK menyatakan dana itu bukan korupsi karena mengalir dari swasta ke yayasan.
Duit Joko Tjandra diserahkan langsung ke tangan Anda?
Enggak. Saya tidak tahu apakah nama Joko Tjandra ada di dalam daftar penyumbang. Dana itu banyak, bukan cuma dari satu-dua orang. Semua tercatat dan dana mengalir lewat rekening bank.
Anda sempat mengecek ke bendahara soal duit Joko Tjandra?
Enggak, saya enggak cek. Aliran dana masuk dan keluar itu diurus manajemen.
Joko Tjandra hadir pada malam itu?
Aduh, saya enggak lihat satu per satu. Malam itu saya mendampingi Presiden, jadi saya tidak tahu siapa saja yang hadir. Kami mengundang banyak donatur dan pejabat pemerintah. Total sekitar 200 orang.
Posisi Kapolri ketika itu Jenderal Sutanto, Anda sebagai mantan Panglima TNI, dan pejabat lain mempermudah pengumpulan dana?
Susah ya menjawab mudah atau tidak. Saya punya teman, Pak Sutanto punya teman, Pak Purnomo punya teman, Pak Hidayat punya teman. Diajak, mereka mau.
Joko Tjandra teman siapa?
Joko Tjandra teman Pak Purnomo atau siapa yang lain, saya tidak tahu. Saya baru sekali ketemu Pak Joko Tjandra di acara Yayasan.
Sumber kami menyebutkan Artalyta Suryani juga hadir pada malam itu.
Saya tidak tahu. Saya tidak melihat orang satu per satu.
Anda kenal Artalyta?
Enggak kenal. Yang namanya Bu Ayin (panggilan Artalyta) saya tidak tahu. Saya tahunya begitu ribut-ribut (kasus suap) jaksa Urip saja.
Tapi Artalyta ikut menyumbang?
Itu tadi saya bilang, saya kan tidak tahu betul ABC-nya.
Nama penyumbang semua tercatat?
Mestinya ada. Yayasan kami diaudit pada Desember 2008.
Ada yang bilang duit Yayasan masuk ke Partai Demokrat.
Ndak ada. Arahan saya kepada pengurus adalah jangan ada politik-politikan. Niat saya sejak awal sosial, sosial, sosial.
Selain Ketua Dewan Pembina Yayasan, Anda adalah Wakil Ketua Tim Kampanye Pemilihan Presiden SBY….
Enggak ada kaitannya. Saya wakil ketua baru bulan Mei 2009.
Para penyumbang tahunya itu yayasan SBY?
Enggak. Salah besar itu. Tapi mungkin karena saya ada di situ. Tapi itu image saja.
Yayasan mengirim proposal kepada para penyumbang?
Enggak. Kami tidak pernah bikin proposal ke luar.
Dalam berita acara pemeriksaan di KPK, Viady Sutojo, orang kepercayaan Joko Tjandra, mengatakan Yayasan mengirim proposal ke para donatur?
Mungkin itu profil Yayasan saja. Kalau mereka mau menyumbang, silakan kirim ke nomor rekening tertentu.
Konfirmasi ulang, adakah uang Joko Tjandra yang diserahkan langsung kepada Anda?
Enggak ada. Saya yakin betul. Saya berani sumpah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo