SUATU hari, sebuah mobil Kijang berhenti di depan toko yang menjual peralatan dan obat pemuas seks di kawasan Cililitan, Jakarta Timur. Seorang lelaki berusia sekitar 45 tahun dengan kumis melintang, berkacamata gelap, dan berbadan tegap, dengan perut sedikit membuncit yang ditutup kemeja hijau tua, turun dari mobil dan segera memasuki toko.
Tanpa basa-basi, dia langsung menunjuk sebuah botol berisi Viagra sambil menyodorkan uang Rp 90 ribu. Penjaga toko berpapan nama "A Seng" itu pun tanggap dan langsung memberinya sebutir Viagra yang dibungkus dengan plastik. Lelaki berkumis itu buru-buru memasukkan obat itu ke dalam kantongnya. "Membeli Viagra di kawasan Kota harus lima biji, tak bisa satuan. Apalagi parkirnya susah. Jadi malas," katanya sambil ngeloyor pergi
Viagra, obat yang diyakini bisa memulihkan kejantanan pria, sekarang memang sedang naik daun. Dibandingkan dengan obat jenis lain ataupun peranti seks, barang inilah yang paling laris di kios seks yang bertebaran di Jakarta. "Sejak adanya Viagra, dagangan saya yang lain kurang laku," kata Bambang, penjaga sekaligus pemilik toko A Seng.
Setiap hari Bambang, yang sudah delapan tahun menekuni bisnis ini, mampu menjual dua butir Viagra. Pelanggannya rata-rata berusia di atas 50 tahun. "Untuk yang masih di bawah 50 tahun, satu butir Viagra bisa dibagi untuk tiga kali pemakaian," katanya. Layaknya apoteker jempolan, ia akan menanyakan riwayat kesehatan pembeli yang baru muncul di tokonya. Bagi pengidap darah tinggi atau gangguan jantung, ia menyarankan agar tidak memakai obat perkasa ini.
Selain Viagra, barang yang termasuk sering dibeli orang adalah Cobra Oil. Obat oles penis agar tegak lebih lama ini dijual sekitar Rp 100 ribu per botol. Ada juga yang berbentuk kapsul dengan harga yang hampir sama. Sedangkan peralatan lain jarang disentuh pembeli.
Tidak hanya lelaki yang datang ke kios seks. Menurut Herman, pedagang obat kuat di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, biasanya wanita mencari obat untuk memperbesar payudara. Yang dipajang di kios itu bermerek Breast Up, seharga Rp 100 ribu per botol. Ada juga obat pelangsing tubuh atau pemutih wajah, yang semuanya produksi Cina. "Tidak banyak yang beli, tapi ada," ujarnya.
Sedangkan untuk mainan wanita yang kesepian, toko-toko itu juga menyediakan penis tiruan. Alat yang bisa bergetar ini ditawarkan kira-kira Rp 200 ribu. Biasanya sebulan baru laku satu. "Yang datang justru laki-laki. Katanya buat kado," tutur Herman.
Sayangnya, tidak ada jaminan kado semacam itu bakal aman digunakan. Demikian juga Viagra, yang tidak cuma berbahaya bagi orang yang mengidap penyakit jantung. Terlalu sering menelan pil pembangkit kejantanan ini justru bisa melemahkan kemampuan seksual.
Agus S. Riyanto, Arif A. Kuswardono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini