PEKATNYA malam tak mesti berujung sepi. Itulah Kalijodo, lokalisasi pelacuran kelas menengah-bawah yang pekan lalu digusur Pemerintah Daerah Jakarta. Pada awal pekanādua hari sebelum digusurāsaat TEMPO "berkelana" di sana, tawa wanita dan teriakan pecandu nomor toto gelap (togel) masih mewarnai kampung di bibir kali di wilayah Tambora, Jakarta Barat itu.
"Mau maen?" kata Sri Lestari, 23 tahun, pelacur atau sebutan terhormatnya "pekerja seks komersial" (PSK) Kalijodo, menghampiri TEMPO di sebuah warung jamu. Spontan tawaran itu meluncur setelah melihat satu kaplet jamu Kuku Bima TL produksi pabrik jamu Sido Muncul, Solo, tergenggam di tangan TEMPO. "Boleh, tapi aku mau minum jamu dulu," kata TEMPO sekenanya, sembari tetap memegang jamu bergambar tokoh wayang Bima dengan kumis bak pendekar Madura itu. "Sekalian saja, didorong pake beras kencur biar maen-nya kenceng," ujar Sri menggoda.
Soal kenceng dan sejenisnya, yang berbau keperkasaan lelaki, memang salah satu mitos khasiat minum jamu. Di Kalijodo, belasan warung jamu buka kios sepanjang waktu. Banyak lelaki mampir sejenak, lantas menenggak jamu, sebelum menggulati tubuh polos wanita di ranjang gelap. Lalu, satu atau dua jam kemudian, mereka singgah kembali mereguk ramuan jamu lain. Kali ini, untuk memulihkan stamina yang loyo diperas berahi.
Padahal, menurut konsultan seks Dokter Ferryal Loetan, konsumsi jamu model blitzkrieg di lokalisasi itu tak ada faedahnya. "Jamu harus dikonsumsi teratur, baru efek yang diharapkan bisa didapat," ia menjelaskan. Anjuran Sri untuk menenggak arak beras kencur sebetulnya lebih manjur. "Karena arak itu memiliki efek mengembangkan pembuluh darah. Sehingga badan terasa lebih segar," tuturnya. Efek itu lazim dipicu oleh senyawa yang berfungsi sebagai vascudilator yang dikandung arak dan minuman beralkohol pada umumnya. Banyak lelaki mengira, itu khasiat cespleng dari mengoplos jamu kuat dengan arak beras kencur.
Sejauh pengamatan TEMPO, warung jamu di Kalijodo banyak menyediakan arak beras kencur. Selain itu, tak ketinggalan, jamu kuat lelaki macam Kuku Bima, Tangkur Putih, Pasak Bumi, dan Ginseng. Sebagian sudah berbentuk kapsul, sisanya masih berupa serbuk. Banyak juga dipajang yang non-jamu, seperti Irex. "Laris. Banyak yang beli," kata Yanto, penjaga warung jamu di muka jembatan Kalijodo. Rupanya, kado Irex tak hanya manjur untuk mama di rumah, tapi juga "saingan mama" di lokalisasi.
Jamu wanita juga dijual, tapi tak sebanyak jamu lelaki yang dijajakan dengan mitos mampu mengerahkan tenaga bak mesin diesel: tangguh di tanjakan. Jenis jamu wanita yang dijual gamblang berbicara tentang servis "perkakas" wanita, macam Rapet Wangi, Sari Rapet, dan juga Hai Ping (jamu Cina untuk datang bulan). Tak ada jamu untuk payudaraāyang amat penting sebenarnya di Kalijodoāatau jamu perawatan kulit. "Pembelinya anak-anak sini saja. Cuma itu yang sering diminta," lanjut Yanto. Para pelacur Kalijodo rupanya begitu repot menerima lelaki sampai lupa merawat bagian tubuh lainnya.
Pembangkit peralatan lelaki yang banyak dijual adalah obat oles. Ada dua bentuk, cairan dalam botol kecilāyang langsung dioleskanādan dalam bentuk padatan sebesar tablet obat batuk. Yang terakhir ini harus dilarutkan dalam segelas air putih, baru dioleskan ke penis. Tunggu 10-15 menit dan langsung siap pakai. Merek yang paling laku di Kalijodo adalah Samsu Oil buatan Jakarta. Harganya murah meriah, lima ribu perak per biji.
Selain warung jamu, di Kalijodo juga banyak kios alat bantu seks. Sebagian besar menjual kondom, dengan berbagai jenis dan variasinya. Selain produk impor, terselip juga alat bantu seks buatan lokal. Di antaranya cincin (ring) tasbih. Bentuknya mirip benang elastis yang diberi biji tasbih kecil. Ada juga yang dihiasi senar tipis. "Ini bulu landak. Dijamin wanita kegelian," kata Rizal, penjaga kios, berpromosi. Tersedia juga cincin bulu kuda, semacam ring yang dihiasi bulu-bulu krem dan cokelat (yang lebih mirip bulu kambing). Harganya bervariasi, Rp 5.000 hingga Rp 15.000.
Sajian jamu seperti di Kalijodo banyak ditemukan di tempat lain di Jakarta. Misalnya di lokasi mesum Jatinegara dan Prumpung, bekas lokalisasi Kramat Tunggak di Priok, sampai daerah red district di Kota. Hanya, di wilayah pecinan Kota, jamu Cina lebih disukai. Tapi semuanya sama saja: murah meriah.
Benarkah wanita menyukainya? "Ogah!" sergah Leni dan Lutfiah, dua wanita penghuni Kalijodo, kepada TEMPO. Mereka berdua mengaku pernah kebobolan, ketika ada tamu memakai cincin itu tanpa setahu mereka. Perihnya luar biasa. "Teman-teman sudah bilang, jangan mau kalau ada tamu yang pake. Kali itu, baru tahu saya sakitnya," ujar Leni. Jika tamu sebatas minum jamu atau obat kuat, mereka oke saja. "Enggak ada bedanya, kok," kata Lutfiah centil.
Selain jamu, ada juga ramuan ular. Darah dan sejumlah anggota badan ular dipercaya bisa memompa tenaga seksual. Di Mangga Besar terdapat toko ramuan ular yang ramai bernama Istana Raja Kobra. Toko ini sudah berumur 32 tahun dan punya cabang di tiga titik di Jakarta, selain di Bali. Ada banyak produk yang dijual, mulai dari ramuan darah, minyak, tangkur (kelamin) ular, sampai minyak bulus. Jenis ular yang dijual juga aneka macam. Ada yang kecil, seperti ular pohon dan tanah, sampai jenis yang gede, sanca dan king kobra.
Hubungan ular dan obat kuat memang aneh, karena ular bukan jenis hewan yang kuat kawin. Tapi kelaminnya diakui mujarab memerangi impotensi. Padahal hewan yang justru kuat kawin, anjing, malah tak pernah diakui tangkurnya mustajab untuk obat kejantanan. "Darah ular hangat di badan. Cocok untuk kesehatan," kata Neli, 31 tahun, pegawai di toko itu, kepada TEMPO.
Ramuan yang disebut berguna meningkatkan daya seks banyak macamnya. Misalnya saja, ada darah dan empedu ular berbisa serta ular tidak berbisa. Ada kepercayaan, makin berbisa ularnyaābila darahnya diminum dicampur arakāmakin top khasiatnya. Saking hebatnya manfaat hewan melata ini, dari meminumnya saja, orang bisa menuai banyak keuntungan bagi badan, mulai dari mengatasi penyakit kencing manis, rematik, liver, sampai eksim. Harganya bervariasi. Untuk araknya sih cuma Rp 25 ribu. Makin langka ular, harganya tambah mahal. Harga termurah Rp 35 ribu untuk ular kobra biasa, sedangkan king kobra Rp 150 ribu. Ular belang cuma Rp 75 ribu.
Minum arak darah ular langsung lebih murah ketimbang membeli yang sudah dikemas. Satu botol arak ular dijual Rp 750 ribu. "Yang beli kebanyakan orang Taiwan atau Korea," kata Neli. Mereka, yang dikenal punya tradisi minum ramuan ular, suka memborong karena murah. Di Thailand dan Taiwan, harga satu botol kecil kabarnya setara dengan Rp 1,5 juta.
Untuk menyajikan ramuan ular, dibutuhkan koki yang berani dan terampil. Menonton atraksinya saja cukup menarik. TEMPO, yang mencoba melirik dapur toko itu, melihat sebuah kamar tertutup rapat dilapisi kaca tembus pandang, terisi penuh oleh kandang penuh ular. Jenis kobra langsung mengeluarkan bunyi desisā¦ sisssstā¦, begitu kandangnya dibuka.
Sarman, 25 tahun, sang koki, dengan pisau di tangan kanan dan tangan kiri memegang ekor ular, mengaku sangat berbahaya memegang ular galak. Gerakan ular acak dan amat kuat. Makanya, ia selalu melempar kembali ular ke kandang, bila dilihatnya segar. Ular yang lemas lebih cepat mati. Karena geraknya lamban, kepalanya lebih mudah ditebas. Darahnya segera dituangkan ke arak. Empedu dan tangkur segarācuma sebesar biji asamālalu diambil. Ramuan ular bisa juga diminum wanita. Di toko itu juga ada minyak bulus. Khasiatnya memontokkan buah dada, konon. Harganya Rp 50 ribu.
Menurut Ferryal, organ kelamin ular berisi protein tinggi. "Tak beda juga dengan kelamin kambing atau sapi," katanya. Tapi, seperti jamu, efeknya tak bisa didapat langsung. Harus rutin. Seorang pelanggan bernama Ivan mengaku rutin minum ramuan ular. Ia juga terbiasa menelan tangkur dan sumsumnya. Ia tak terlalu yakin soal khasiat seksnya. "Itu sugesti saja. Kalau saya sih buat jaga badan saja," tuturnya. Sejauh ini, ia mengaku tetap fit berkat kebiasaannya itu.
Tak semua jamu atau ramuan tradisional aman. Ramuan Tongkat Madura, misalnya, malah berbahaya karena membuat vagina kering. "Tongkat itu sebenarnya menyedot cairan. Kesannya menyempit padahal garing," kata Ferryal. Luka atau iritasi pada vagina karena kekurangan cairan bisa membuat infeksi serius. Buntutnya, kenikmatan tak bakal lagi datang.
Arif A. Kuswardono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini