Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBAGAI bos kelompok usaha media, Surya Dharma Paloh, 52 tahun,sadar benar manfaat publikasi. Maka, di mana pun dia ketemu wartawanfoto, Surya selalu "sadar kamera". Diatidak pernah enggan dipotret dalam pose apa pun. Lelaki kelahiran Banda Acehini pun selalu bicara dengan kata-kata teratur, dengan nada bariton, yangmembuat si lawan bicara terpana.
Percaya diri, mapan, flamboyan, itu kesan yang selalu melekat padaorang pertama Media Group ini. Dan si flamboyan ini sekarang membidik kursiPresiden RI. Tak tanggung-tanggung, untuk keperluan kampanye, ia membelipesawat dengan 15 kursi bekas milik Ratu Inggris. "Apa yang membuat sayalebih rendah dari calon lain?" ujarnya dalam wawancara di IntercontinentalResort, Jimbaran, Bali, salah satu hotel miliknya, Rabu dua pekan lalu. Berikut petikannya.
Mengapa Anda maju dan mengapa memilih Partai Golkar?
Bangsa kita tertinggal di seluruh aspek kehidupan. Saya adalahentrepreneur yang mengenal dunia usaha sejakumur 14 tahun, dan mengenal politik sejak usia 17 tahun melalui Golkar. Jadi,Golkar adalah rumah bagi saya, padepokan yang memberikan pelatihan kepada saya.
Anda punya kans menang dalam konvensi?
Apakah kans besar atau kecil itu membumihanguskan gagasan kita?Kita ingin bangkit memberikan alternatif pilihan. Kans besar atau kecil itukita lihat nanti. Konvensi sedang berjalan. Ini seperti main bola kaki.
Jadwal konvensi diundur sampai setelah pemilu legislatif. Apakomentar Anda?
Saya tak ada masalah. Hanya, waktu sosialisasi menjadi sangat pendek.Padahal tahapan itu membutuhkan persiapan yang matang.
Ada yang bilang para kandidat konvensi hanya akan dimintaisumbangan dana untuk membesarkan suara Golkar, tapi akhirnya tak memperolehapa-apa. Bagaimana ini?
Itu biasa. Risiko dalam kompetisi. Itu bukan problem besar. Saya anggap dialektika dan romantika. Orang minta sumbangan, kalau kita punyakeikhlasan, kita kasih saja.
Siapa saingan terberat Anda?
Ketua Umum Golkar, dong. Coba kalau saya sebagai ketua umum,apakah orang tak menganggap saya saingan terberat?
Kalau Anda menang konvensi, siapa saingat terberat dalam pemilihanpresiden?
Tentu Megawati Soekarnoputri. Presiden yang kepingin jadi presidenlagi punya kans yang lebih besar.
Bagaimana dengan Mbak Tutut (Siti Hardijanti Rukmana)?
Saya menghargai hak politik setiap warga negara. Apa bedanya Tututdengan saya? Hanya satu, Tutut kebetulan putri presiden yang berkuasa 32tahun. Benar Pak Harto mengakhiri kekuasaannya dengan reaksi tinggi darimasyarakat. Tapi waktu tak akan berhenti dalam stigma yang tetap. Dalamlima tahun ini, mungkin Tutut menganggap punya hak, keinginan, danpendukung yang kuat. Saya tak bisa berkomentar lebih jauh karena saya masihkandidat. Saya tak sebebas analis.
Anda dekat dengan Cendana?
Saya dekat. Sama dekatnya dengan keluarga Bung Karno.
Apakah pernah berdiskusi dengan Tutut tentang pencalonan itu?
Enggak pernah berdiskusi.
Apa, sih, kelebihan Anda sehingga berani maju?
Saya new comer, saya bisa memberikan harapan baru. Saya takmengatakan moral saya lebih baik, semangat saya lebih kuat, atau uang dikantong saya berlebih. Tapi saya tak merasa lebih tinggi, juga tak merasa lebihrendah dari yang lain.
Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk konvensi?
Saya enggak tahu detailnya. Tapi pasti besar.
Dalam bilangan miliar?
Oh, pasti. Bagaimana ikut konvensi dengan Rp 5 juta-10 juta?Penduduk kita 220 juta lebih. Jarak dari ujung ke ujung hampir tujuh jam terbangnonstop, dengan 17 ribu lebih pulau. Harusnya, seorang kandidat calonpresiden mempersiapkan segala sesuatunya secarawell-prepared. Kalau kita masih bersikap konvensional dantradisional, ya, kita enggak cocok ikut pemilihan langsung. Kalau hanyamengandalkan nama, itu naif, sudah tak mungkin.
Itu sebabnya Anda beli pesawat?
Itu hal kecil. Saya syukuri ada pesawat yang selalu menyertai dalamkunjungan. Pesawat bukan hal besar. Saya sendiri tak punya kebanggaan lebih.
Anda seorang pengusaha. Apa kiat Anda jika nanti jadi presidenuntuk memberantas korupsi?
Saya harus bicara kepada para menteri. Saya harus mengenal calonmenteri secara detail: istri, anak, tabungan, bisnis anak. Saya akan mengatakanbisakah dia stop (korupsi) mulai hari ini. Kalau tidak bisa, saya bisa memecatdia tengah malam. Karena kita nomor satu korupsi, kita harus buat budayabaru, tidak bisa menyelesaikan masalah secara instan dengan komisi-komisiantikorupsi.
Apakah pengusaha yang pragmatis, saat jadi presiden bisa tegas soal korupsi?
Justru kesempatan yang paling besar untuk berbuat kebajikan ada pada diri pengusaha. Sebab, dia sudah berjuang dengan ilmu putih, hitam, abu-abu, merah, biru. Dia punya referensi. Kalau orang hanya kenal ilmu kebajikan, dia terkejut ketika ada godaan ilmu hitam. Salah-salah, dia terperosok. Tapi, kalau paham semua ilmu di dunia usaha, dia tak akan terkejut. Itu untungnya menjadi pengusaha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo