Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

190 Pohon di Monas Ditebas, Rujak Center: Publik Tidak Dilibatkan

Direktur Rujak Center for Urban Studies Elisa Sutanudjaja mengkritik kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mengadakan sayembara revitalisasi Monas.

19 Januari 2020 | 14.05 WIB

Suasana pengerjaan revitalisasi di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat, 17 Januari 2020. Keputusan Pemprov DKI Jakarta untuk menebang 190 pohon demi revitalisasi ini pun mendapat krittikan dari koalisi pejalan kaki. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Suasana pengerjaan revitalisasi di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat, 17 Januari 2020. Keputusan Pemprov DKI Jakarta untuk menebang 190 pohon demi revitalisasi ini pun mendapat krittikan dari koalisi pejalan kaki. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Rujak Center for Urban Studies Elisa Sutanudjaja mengkritik kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mengadakan sayembara revitalisasi Monas. Imbas tak ada masukan tersebut, menurut dia, proyek itu membuat ratusan pohon di kawasan Monas ditebang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Sayembara publik dan didanai publik, tapi baik proses maupun hasilnya tidak ada publik di situ," ujar Elisa saat dihubungi Tempo, Minggu, 19 Desember 2019

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Elisa mengatakan saat Pemprov DKI membuat sayembara desain revitalisasi Monas, masyarakat seperti tak dilibatkan untuk memberi masukan kepada para desain revitalisasi para finalis. Bahkan, menurut dia, banyak masyarakat yang tak tahu soal rencana revitalisasi monumen itu. 

"Seharusnya ada platform atau tempat di mana publik bisa melihat karyanya (finalis dan pemenang desain revitalisasi Monas)," kata dia. 

Dalam revitalisasi itu, sejumlah fasilitas publik akan dibangun di kawasan Monas. Selama proses pembangunan, pengelola menjanjikan para pengunjung tetap bisa memanfaatkan ruang publik yang disebut plaza untuk upacara, parade, bahkan pementasan seni. Hiburan lainnya ialah atraksi kolam air pada malam hari yang memanfaatkan teknologi pencahayaan.

Selain Rujak Center, upaya revitalisasi Monas juga mendapat kritik dari Koalisi Pejalan Kaki. Mereka mengkritik keras proses pembangunan yang mengorbankan ratusan pohon.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, mengatakan Pemerintah DKI Jakarta tidak harus menebang pohon untuk menjalankan program pembangunan. Menurut dia ada cara lain yang bisa dilakukan tanpa menebang, yakni dengan memindahkan atau merelokasi pohon ke tempat lain. 

"Pemerintah DKI punya kemampuan untuk itu. Kalau pun tidak punya kemampuan, DKI punya kemampuan untuk membeli alat-alat yang bisa memindahkan pohon, kan anggaran pemerintahnya besar," kata Alfred.

 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus