Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Membeli Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya jenis bensin di penjual eceran masih menjadi andalan bagi pengguna motor di Indonesia. Pasalnya, di tempat penjual eceran bebas dari antrean dan biasanya karena dalam keadaan darurat sedangkan SPBU jauh dari lokasi. Meski demikian, pembeli sebaiknya waspada akan adanya bensin oplosan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BBM pengoplosan ini merupakan hasil campuran yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pihak yang berwenang. Adanya kegiatan pengoplosan BBM, biasanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan perseorangan atau badan usaha tertentu saja. Di sisi lain, jelaslah merugikan kepentingan masyarakat dan negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, melansir dari federaloil.co.id, penggunaan BBM oplosan dapat menimbulkan risiko-risiko untuk mesin kendaraan bermotor. Bensin oplosan yang komposisinya tidak sesuai dengan spesifikasi mesin motor, akan memunculkan kerak di piston, kepala silinder, dan sekeliling payung klep. Selain itu, suara mesin makin berisik, performa mesin motor juga bisa menjadi lambat.
Untuk itu, para pemilik kendaraan bermotor perlu dan penting untuk dapat membedakan mana BBM asli dan mana BBM hasil oplosan. Melansir dari wahanahonda.com, terdapat tiga cara untuk mengenali BBM oplosan:
- Perhatikan warna BBM
Umumnya, BBM yang asli memiliki warna yang khas. Misalnya, BBM jenis bensin Premium berwarna kuning cerah, Pertalite hijau, sedangkan Pertamax akan terlihat berwarna merah layaknya sirup.
Apabila menemui jenis BBM dengan warna yang berbeda dari tersebut di atas, bisa dipastikan kalau itu adalah bensin jenis oplosan. Selain itu, semua BBM yang asli tidak akan meninggalkan banyak endapan di dasar botol. Bahan bakar tersebut selalu bening tanpa terkontaminasi bahan lain.
- Cek dengan koran bekas
Penggunaan koran, dilakukan dengan cara melihat tulisan yang ada di koran tersebut bisa dibaca atau tidak. Maksudnya, ketika BBM oplosan dicipratkan di permukaan kertas koran, akan menjadikan tulisan di koran luntur. Pasalnya, kebanyakan pengoplos menggunakan minyak tanah sebagai bahan campuran. Sehingga, tinta di koran tidak tahan dengan bahan tersebut.
- Gunakan jari tangan
Caranya sederhana, yakni cukup memasukan atau mencelupkan salah satu jari tangan ke dalam bensin. Tunggu beberapa detik, dan amati bagaimana penguapan yang terjadi pada BBM di jarimu.
Jika mendapati bensin cepat hilang atau mengering, maka hal tersebut dapat menjadi indikator tanda kalau bahan bakar tersebut asli. Jika sebaliknya, beberapa detik tidak ada perubahan dan justru meninggalkan zat sisa, maka hal itu adalah indikator bensin oplosan.
HARIS SETYAWAN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.