Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Trauma sebagian besar terkait dengan peristiwa yang terjadi dalam skala besar seperti banjir atau gempa bumi dengan kekuatan besar. Namun, trauma tidak terbatas pada peristiwa seperti itu dan juga dapat merujuk pada peristiwa penting dalam hidup, seperti perpisahan, penyerangan, atau pelecehan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seorang anak yang terpisah dari orang tuanya di usia muda mungkin mendiami trauma peristiwa itu di dalamnya sejak kecil dan bahkan tidak menyadarinya. Ada cara lain di mana trauma masa kecil kita muncul dalam perilaku kita tanpa kita sadari penyebab sebenarnya darinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Penelitian telah menunjukkan bahwa trauma dapat diturunkan melalui sperma dan sel telur ke generasi berikutnya dan secara harfiah dapat berupa trauma generasi. Trauma generasi dapat mempengaruhi ekspresi genetik pada anak-anak," kata Dr. Gaurav Deka, Terapis Regresi Transpersonal dan Ahli Kesehatan Mental dan Kebugaran, seperti dilansir dari laman Times of India.
Anak-anak mungkin menderita depresi, kecemasan, kecemasan dan sikap menyendiri dan kadang-kadang menjadi benar-benar menyendiri. Selama masa-masa seperti itu, mereka merespons trauma yang mereka bawa dalam gen mereka dan telah diterima dari orang tua mereka. Fenomena ini dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam kepribadian anak Anda dan perilaku menjijikkan. Dr. Gaurav Deka dan pakar lainnya memberikan tips tentang cara mengelola trauma berikut ini.
1. Evaluasi
Langkah pertama untuk membantu anak-anak dengan trauma adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi bukan anak tapi diri sendiri. Sebagai orang tua, Anda harus memeriksa diri sendiri untuk menentukan jenis trauma yang mungkin Anda bawa dari masa lalu. Buatlah daftar peristiwa besar dalam hidup Anda, peristiwa yang Anda anggap berdampak. Kematian, perpisahan, episode pelecehan atau penghinaan belaka semuanya bisa dimasukkan.
2. Penyembuhan
Setelah mengidentifikasi sumber potensial dari segala jenis trauma dalam hidup Anda, pastikan Anda menyembuhkan diri sendiri sehingga trauma Anda tidak diturunkan kepada keturunan Anda. Anda dapat mencari bantuan profesional atau bekerja sendiri untuk memperbaiki kondisi Anda.
3. Berinteraksi
Solusi yang telah disebutkan selama ini adalah tentang diri Anda sendiri dan tidak melibatkan anak Anda. Solusi yang telah disebutkan juga merupakan tindakan pencegahan yang akan membantu menghindari pewarisan trauma generasi. Namun, penting untuk memahami apa yang harus dilakukan jika trauma diteruskan. Berbicara dengan anak Anda adalah solusi pertama dan terbaik untuk menyembuhkannya.
Berinteraksi dengan anak Anda dan mencoba menjawab semua pertanyaannya mengenai situasi tertentu adalah langkah pertama yang harus Anda ambil menuju penyembuhan. Selain itu, meminjamkan telinga adalah semua yang Anda butuhkan setiap saat. Oleh karena itu, mendengarkan apa yang dikatakan anak Anda juga dapat sangat membantu.
4. Empati
Menanamkan penerimaan adalah satu-satunya cara untuk berdamai dengan situasi. Situasi tertentu mungkin memiliki efek yang besar pada pikiran anak Anda dan juga bisa menyebabkan dampak yang kuat dan tak terhapuskan. Berempati dengan anak Anda setelah mendengarkannya dan meyakinkannya tentang emosi dan perasaannya tentang situasi tertentu adalah cara yang bagus untuk membantunya mengatasi trauma. Biarkan anak mengambil waktunya. Kesabaran Anda akan menjadi aset terbesar Anda dalam situasi seperti itu.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.