Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

6 Kiat Toilet Training pada Anak, Pilih yang Paling Praktis

Orang tua harus memahami kapan sebaiknya toilet training pada anak dimulai dan bagaimana caranya.

1 November 2017 | 18.32 WIB

Ilustrasi anak belajar ke toilet (toilet training). amazon.com
Perbesar
Ilustrasi anak belajar ke toilet (toilet training). amazon.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang tua melatih anak buang air kecil atau besar di toilet pada usia dua tahun. Ada yang lebih cepat bahkan ada yang lebih lama sampai menjelang empat tahun. Anak pun dapat menunjukkan tanda-tanda bahwa dia siap menggunakan toilet sendiri atau yang dikenal dengan istilah potty atau toilet training.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Contohnya, anak mulai memberikan tanda fisik atau verbal saat ingin buang air kecil dan besar, memiliki kata-kata untuk urine dan tinja, serta menunjukkan rasa tidak suka saatpopok basah atau penuh. Tidak ada satu pun metode yang dijamin untuk sukses dalam melatih anak menggunakan toilet sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada enam metode yang populer digunakan dalam mengajarkan anak menggunakan toilet, seperti dikutip dari Parenting berikut ini.

1. Menunggu hasrat buang air atau besar
Saat anak berusia dua tahun, Anda dapat memperhatikan sinyal bahwa dia sudah siap, tapi jangan menekannya. Letakkan kursi toilet di kamar mandi, misalnya, tapi jangan paksa dia menggunakannya.Secara teoritis, anak dapat berhasil dengan cepat jika sudah siap. Pendekatan ini sangat baik untuk anak yang berorientasi pada prestasi.

2. Menggunakan potty training
Siapkan waktu sebulan sebelum prasekolah dimulai dengan belajar menggunakan toilet. Saat Anda di rumah, arahkan anak ke toilet dengan interval yang dapat diprediksi. Tanyakan apakah dia ingin buang air kecil untuk membantunya mengenali sensasi tersebut. Hal ini dapat membantu si kecil berkonsentrasi dengan perintah yang diberikan. Tapi Anda harus lebih banyak berada di rumah. Jika si kecil dapat koperatif dan terbiasa dengan rutinitas, Anda dapat behasil menggunakan cara ini. Tapi jika Anda atau si kecil terganggu atau frustrasi, pilih strategi lain.

3. Menggunakan celana khusus
Ubah kebiasaan anak memakai popok dengan memakai celana khusus atau yang dikenal dengan istilah training pant. Ajak si kecil ke kamar mandi dengan interval tertentu, sering bertanya kepadanya apakah ingin buang air kecil dan pujilah dia saat dia sampai di toilet. Memakai celana ini dapat meningkatkan kesadaran anak akan fungsi tubuhnya sendiri meski harganya relatif lebih mahal dari popok tradisional.

4. Memberikan imbalan
Berikan imbalan kepada anak saat dia dapat buang air kecil atau besar di toilet dengan sesuatu yang kecil, seperti stiker. Anda dapat menggabungkan metode ini dengan yang lainnya di atas. Bagi beberapa anak, imbalan dapat memotivasi tapi juga berisiko membuat anak menuntut kompensasi setiap kali dia berhasil melakukannya.

5. Menggunakan celana dalam
Biarkan anak memilih celana dalam untuk digunakan. Saat dia merasa ingin buang air kecil atau besar, ada dorongan untuk langsung menuju toilet. Bisa saja hal ini merepotkan, tapi jika Anda sangat sabar, cara ini lebih mudah dan hemat dibanding menggunakan celana dalam sekali pakai.

6. Memberikan pujian
Setiap kali anak menggunakan toilet dengan benar, berikan pujian. Penghargaan ini akan membangun rasa percaya diri dan anak-anak biasanya lebih menyukai perhatian daripada mainan apapun. Tapi juga jangan berlebihan. Kata-kata pujian dan motivasi merupakan pilihan cerdas agar anak percaya diri menggunakan toilet sendiri.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus