Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap anak memiliki kecenderungan berbeda untuk mulai belajar ke toilet sendiri atau toilet training, ada yang mulai di usia 1,5 tahun, ada juga yang setelah tiga tahun. Jessica Iskandar memilih sedikit lebih cepat. Dia melakukan toilet training untuk anak pertamanya, El Barack, 8, pada usia 1,5 tahun. Dia berencana melakukan hal sama untuk anak keduanya, Don Azaiah Jan Verhaag, yang kini berusia lima bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jessica Iskandar mengungkapkan pengalaman dia mengajari El Barack ke toilet saat menghadiri peluncuran popok generasi terbaru Makuku SAP Diapers Pro Care di Jakarta Convention Center, Kamis, 13 Oktober 2022. Dia mengatakan, hal pertama yang dia lakukan adalah melatih anak melepas popok saat di rumah.
“Aku sudah lepas popok saat berada di rumah, terus setiap satu jam tanya apa dia pengin ke toilet untuk buang air besar atau buang air kecil,” kata Jessica.
Namun, Jessica tidak langsung melepas popok sepanjang hari. Awalnya, dia masih memakaikan popok pada El Barack saat bepergian dan tidur. Lama kelamaan, El Barack mulai terbiasa dan bisa bisa berkomunikasi ketika butuh ke toilet.
“Nah kalau dia udah bisa komunikasi kayak gitu, baru mulai saat pergi sebentar nggak pakai popok, nanti lama-lama terbiasa sampai tidur pun nggak pakai popok,” ujar dia. Butuh waktu sekitar dua bulan bagi El Barack untuk benar-benar melepas popoknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keberhasilan toilet training bergantung pada tonggak fisik, perkembangan dan perilaku, bukan usia. Banyak anak menunjukkan tanda-tanda siap untuk belajar ke toilet antara usia 18 dan 24 bulan. Namun, yang lain mungkin belum siap sampai mereka berusia 3 tahun. Tidak perlu terburu-buru karena jika terlalu dini, mungkin perlu waktu lebih lama untuk melatih mereka.
Berikut beberapa tips melatih anak ke toilet.
1. Memilih kata
Putuskan kata-kata mana yang akan di gunakan untuk urine, hindari kata-kata negatif, seperti kotor atau bau.
2. Siapkan peralatannya
Tempatkan potty atau toilet khusus untuk berlatih di kamar mandi atau, awalnya, di mana pun anak menghabiskan sebagian besar waktunya. Mulai biasakan anak untuk duduk di potty, pastikan kaki anak sampai ke lantai atau bangku. Gunakan istilah sederhana dan positif untuk berbicara tentang toilet. Setelah anak selesai, mintalah anak menyiram toilet sendiri.
3. Jadwalkan istirahat toilet
Mintalah anak duduk di toilet tanpa popok selama beberapa menit setiap dua jam, serta hal pertama di pagi hari dan tepat setelah tidur siang. Berikan pujian karena telah mencoba dan ingatkan anak bahwa dia dapat mencoba lagi nanti. Bawalah potty saat bepergian dari rumah bersama anak.
4. Perhatikan tanda anak ingin ke toilet
Perhatikan tanda-tanda ketika anak ingin ke toilet, seperti menggeliat, jongkok, atau memegang area genital, beri tanggapan dengan cepat. Bantu anak agar terbiasa dengan sinyal-sinyal ini, hentikan apa yang dia lakukan, dan pergi ke toilet. Pujilah anak ketika memberi tahu bahwa dia ingin ke toilet.
5. Singkirkan popok
Setelah beberapa minggu toilet training dan celananya tetap kering di siang hari, anak mungkin siap untuk mengganti popok dengan celana atau pakaian dalam. Rayakan transisi. Tapi jika belum bisa, biarkan dia kembali ke popok karena mungkin dia belum siap.
Baca juga: Usia Rata-rata Anak siap Melakukan Toilet Training
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.